Renungan Minggu, 30 Maret 2025 – Pra Paskah 4
Dalam bahasa Jawa ada sebuah frasa “nguwongke uwong”. Secara harafiah, frasa ini memiliki arti ‘memanusiakan manusia’. Dalam praktik hidup keseharian, hal tersebut terwujud dalam sikap menghormati, menghargai, toleransi serta saling menerima dan bekerja sama antara yang satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan masa kini, sikap ini kian hari kian pudar. Hal itu mungkin saja terjadi karena banyak orang lebih senang memikirkan dan mementingkan dirinya sendiri. Banyak orang enggan menerima mereka yang tidak sejalan dengannya, apalagi mereka yang pernah melukai perasaannya.
Dalam praktik hidup beriman, kita pun sering kali menolak mereka yang datang kepada Tuhan dengan berbagai alasan. Kita mengatakan mereka tidak pantas untuk diterima karena mereka adalah orang berdosa. Hal yang senada dengan tampak di dalam bacaan Injil Minggu ini.
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat merasa terganggu dengan sikap Yesus yang menerima para pemungut cukai dan orang-orang berdosa yang datang kepada-Nya. Benarkah para pemungut cukai dan orang-orang berdosa tidak layak untuk datang kepada Yesus dan mendengar kebenaran Firman Tuhan?
Pada Minggu IV Pra-Paskah ini, umat diajak untuk melihat karya Allah dalam kehidupan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Karya Allah tergambar melalui sikap Yesus yang menerima para pemungut cukai dan orang-orang berdosa yang datang kepada-Nya. Yesus tidak menolak siapa pun yang berani datang kepadaNya untuk mendengar kebenaran Firman Allah.
Sebagai umat percaya, sudahkah kita merespons karya Allah itu dengan memberanikan diri untuk datang kepada-Nya, meskipun kita berdosa? Sudahkah kita mengikuti teladan Yesus yang menerima semua orang yang datang kepada-Nya, termasuk orang berdosa? (Dian Penuntun Edisi 39).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- Berbaliklah Kepada Tuhan
- NKB 17:1-3
- NKB 85:1-2
- KJ 383:1-3
- Mazmur 32
- KJ 365b:1-4
- KK 144:1-3
Tinggalkan Balasan