Renungan Minggu, 22 Desember 2024 – Adven IV
Bunda Teresa pernah mengatakan, “I am a little pencil in the hand of a writing God, who is sending a love letter to the world.”.
Jika kita perhatikan pernyataan Mother Teresa tersebut, maka ada dua hal yang menarik untuk kita perhatikan:
1. Mother Teresa mengibaratkan dirinya sama seperti pensil kecil.
2. Pensil kecil tersebut digunakan untuk menulis surat cinta Tuhan kepada dunia.
Saya teringat pada masa sekolah dulu, ibu saya selalu berpesan, “Jangan pakai lagi pensil kecil yang kamu sambung dengan tutup pena itu. Buang saja!” Walaupun pensil kecil itu kesayangan kita, enak digunakan untuk menulis, tapi karena ukurannya kecil, pensil tersebut dianggap tidak lagi berguna, dan layak untuk dibuang.
Kata “kecil” merupakan lawan kata dari kata “besar”. Menurut KBBI, kata “kecil” berarti muda, sedikit, tidak penting atau tidak berharga. Pengalaman hidup menunjukkan ketika kaum muda menyampaikan pendapatnya, kita sering mengatakan “kamu masih kecil, belum makan asam garamnya kehidupan“.
Ekspresi bahagia akan diperlihatkan ketika kita mendapat hadiah yang besar ketimbang yang kecil. Naik kendaraan yang diprioritaskan adalah orang yang berbadan besar, sedang orang berbadan kecil diselipkan di antara mereka yang besar.
Sadar atau tidak, dalam hidup sehari-hari, “kecil” sering kali tidak mendapat tempat atau diabaikan, diremehkan, dipandang sebelah mata, dan tidak diperhitungkan. Sekalipun demikian, Bunda Teresa memberi pemahaman yang berbeda.
Mungkin dalam kacamata manusia, yang kecil itu tidak berguna dan tidak berharga, tetapi di hadapan dan di tangan Allah, yang kecil itu pun berharga, bahkan dipakai oleh Allah untuk menulis surat cinta-Nya kepada dunia ini.
Pada Minggu Adven keempat ini, kita diajak untuk melihat Allah yang dalam rencana karya keselamatan-Nya bagi dunia. Telah menyatakan rahmat dan kasih karunia-Nya kepada Maria sehingga ia menjadi bunda Yesus, Sang Anak Allah.
Bahkan, di dalam doktrin yang digunakan oleh Gereja Ortodoks dan gereja Katholk, Maria dikenal sebagai Theotokos, Sang Bunda Allah. Melalui ketaatan, kesetiaan dan imannnya peristiwa inkarnasi Kristus menjadi terwujud, Allah Sang Imanuel hadir di tengah-tengah kita. (Dian Penuntun Edisi 38).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 113:2,3
- NKB 5:1,2
- KJ 85:1,3,5
- NKB 106:1,2,4
- NKB 126:1-3
- Raja Damai Lahir
Tinggalkan Balasan