Renungan Minggu, 10 Maret 2013 – Pra Paskah IV dan HUT ke-19 GKI Harapan Indah
“Karena begitu besar kasih Allah akan duni ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3: 16).
“Ma, hidung saya sebelah kiri tidak bisa bernafas!” demikian anak saya Dea, membangunkan saya tepat tengah malam pada saat tidur sedang nyenyak-nyenyaknya dan mata ini terasa sukar untuk terbuka. Lalu saya berkata kepadanya: “Berdoalah De, dan baringkan tubuhmu menghadap kanan, nanti hidung sebelah kirimu akan lega kembali”.
Sejenak saya mulai akan terlelap lagi ketika dia kembali berkata: “Sekarang hidung sebelah kanan yang tersumbat, Ma!” “Kamu balikkan badanmu kesebelah kiri nanti akan lega kembali lalu kalau sudah lega kamu berbaring menghadap ke atas.” Mata saya mulai kembali terpejam tapi itu tidak lama ketika Dea kembali membangunkan saya, “Mama sekarang dua-duanya tidak bisa bernafas.” Seketika saya terbangun, kantuk tak lagi bisa mengalahkan rasa kasih saya padanya. Saya tawarkan kepadanya, “Maukah kamu tidur dalam pangkuan mama?” Segera dia turun dari tempat tidurnya menghampiri saya dan saya dudukkan di pangkuan, lalu dia terlelap sampai pagi hari. Mungkin hidungnya masih tersumbat tapi ada rasa nyaman mengetahui ibunya berada dekat dengannya. Itulah yang membuat dia segera terlelap kembali.
Pernahkah kita merenungkan dan bertanya dalam hati kita; “Mengapa, Tuhan Yesus mau turun dari sorga dan masuk kedalam dunia yang didalamnya penuh kekotoran, kenajisan dan kehinaan?” Apalagi Dia sampai menderita dicambuk, diludahi, dimahkotai duri bahkan sampai Dia tersalib untuk setiap kita yang adalah orang berdosa. Apalagi Dia datang bukan karena kita orang yang menyenangkan hatiNya, bukan pula orang yang menerima Dia dengan senang hati, malahan kita menolak Dia.
Saya membandingkan alasan Kristus datang ke dunia ini dengan pengalaman saya. Sebagai seorang ibu, kita mau mengorbankan waktu tidur karena kita mengasihi anak yang memang kita lahirkan. Tapi kasih Allah tidak dapat dibandingkan dengan apapun dan tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata seindah apapun. Dia mengorbankan nyawaNya bagi kita yang bukan siapa-siapa, malahan kita yang bukan apa-apa ini, dianggap biji mataNya yang begitu berharga. Buktinya, Dia mengaruniakan anakNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus supaya setiap orang yang percaya kepada karya penyelamatanNya boleh merasakah nyamannya pelukan kasihNya.
Bacaan Alkitab:
(KKR HUT ke-19 GKI Harapan Indah)
Nyanyian Jemaat:
PKJ 2; S’gala Puji Syukur (KU1& 2) Besar AnugerahMu (KU3), Bapa Sentuh Hatiku, NKB 104 & NKB 21, Jadikan Aku Bait SuciMu, Ku Bersyukur PadaMu Yesusku, PKJ 177.
Tinggalkan Balasan