Renungan Minggu, 13 November 2022
Hari Minggu ini adalah Hari Minggu Biasa yang terakhir sebelum Minggu depan menutup tahun liturgi dengan merayakan Minggu Kristus Raja. Minggu Kristus Raja mengajak umat untuk menutup perjalanan tahun liturgi dengan meyakini bahwa Kristus adalah Raja dalam kehidupan umat. Termasuk, manakala menghadapi berbagai macam kesukaran yang bisa terjadi dalam kehidupan sebagaimana digambarkan dalam bacaan leksionari hari ini.
Kesukaran yang saat ini sangat dekat dengan kita adalah situasi pandemi Covid 19 yang sangat tidak mudah untuk dihadapi. Salah satu hal yang menyulitkan adalah dampak negatif dari perkembangan teknologi.
Seperti kita ketahui, perkembangan teknologi memang banyak memberikan keuntungan yang luar biasa, antara lain dengan begitu mudahnya kita dapat mengakses informasi atas segala peristiwa yang terjadi. Namun di sisi yang lain kemudahan itu juga berdampak bagi mudahnya informasi-informasi yang menyesatkan yang bisa dengan mudah tersebar dan sangat sulit untuk ditarik kembali.
Terlebih pada masa Pandemi Covid-19, pada tautan ini https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210312163857-185-616809/ada-1470-hoax-covid-19-hingga-maret-terbanyak-di-facebook kita mendapatkan informasi bahwa semenjak 23 Januari 2020 – 10 Maret 2021 terdapat 1470 berita hoax, itu baru jumlah beritanya, angka penyebarannya jauh lebih banyak dan entah sudah menyesatkan berapa banyak orang.
Harus diakui bahwa di masa yang sulit dan penuh dengan tekanan, selalu saja ada berita menyesatkan yang disebarkan dan dianggap sebagai kebenaran. Banyak orang lalu mengalami ketakutan, depresi bahkan mengikuti anjuran berita-berita hoax yang membahayakan kesehatannya. Banyak orang menjadi kehilangan kewaspadaan untuk mencermati apa yang sebenarnya terjadi dan membuat semakin sulit untuk bertahan di masa yang serba tidak mudah oleh karena penyebaran berita yang menyesatkan itu.
Dalam Bacaan Injil hari ini, Yesus tengah memberitakan tentang keruntuhan Bait Allah yang mengundang reaksi para murid menanyakan kapan semua peristiwa itu terjadi. Alih-alih menjawab pertanyaan itu, Yesus justru lebih banyak mengajarkan tentang sikap terbaik untuk bersiap menghadapi berbagai kesukaran.
Yesus mengajarkan sikap waspada sehingga tidak mudah disesatkan dan tetap berjalan dalam kehendak Tuhan dan mengajarkan sikap untuk bertahan dengan setia dan tabah. Untuk dapat menghadapi masa sukar di tengah pandemi dan berbagai kesukaran lain, umat perlu terus mengembangkan sikap waspada dengan mengikuti kehendak Tuhan dan tidak mudah untuk disesatkan maupun menyesatkan melalui berbagai informasi, supaya melalui sikap itu umatpun dapat menhadapi berbagai kesukaran dengan terus bertahan. (Dian Penuntun Edisi 34).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 1:1-2
- NKB 131:1-2
- NKB 52:1-2
- Mazmur 98
- KJ 299(3x)
- NKB 49:1,3
Tinggalkan Balasan