Renungan Minggu, 19 Januari 2025
Kehidupan terkadang membuat manusia berada dalam sebuah keadaan yang genting. Kala hidup berada di titik ini, manusia sering kali kehilangan kendali. Semua jalan keluar seakan tertutup.
Meski sudah melakukan yang terbaik, mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi, dan mempunyai banyak rencana cadangan dalam menghadapi semua kemungkinan terburuk sekali pun, rasanya situasi genting yang tak terelakkan tetap terjadi. Tak jarang dalam keadaan seperti itu, manusia akan berputus asa bahkan kehilangan arah.
Dalam melalui masa yang berat seperti ini, manusia menyadari bahwa ia sangat membutuhkan pertolongan Tuhan. Tuhan tidak pernah tinggal diam ketika Ia melihat umat-Nya berada dalam kesulitan.
Pertolongan-Nya memampukan manusia melihat jalan keluar di tengah pergumulan dan bergerak melakukan sesuatu sesuai dengan arahan dan pimpinan–Nya. Sehingga dengan demikian pergumulan yang tidak mungkin selesai menjadi dapat dipecahkan bersama Tuhan.
Dengan inilah umat Tuhan mengalami pertumbuhan iman percaya kepada-Nya yang setia menolong dalam segala pergumulan Iman percaya pada Tuhan memampukan kita untuk melihat kemuliaan-Nya dinyatakan dalam pergumulan hidup manusia.
Injil Yohanes 2:1-11 yang kita baca hari ini memperlihatkan dengan jelas bahwa Tuhan tidak pernah tinggal diam untuk menolong umat-Nya. Saat tiada cara dan jalan keluar dalam menghadapi kesulitan pertolongan-Nya. Selalu tersedia melalui cara-Nya yang ajaib.
Yesus hadir untuk menyelamatkan situasi kehabisan anggur dalam pernikahan di Kana. Ia hadir dan menolong dengan cara-Nya sendiri. Dengan pertolongan-Nya, pemangku hajat pernikahan di Kana tidak mendapatkan malu di hadapan para tamu karena kehabisan anggur. Para nelayan dan murid Yesus diajak untuk sungguh percaya saja pada cara Yesus menolong.
Kondisi di dalam baca Injil sama seperti bagaimana Yesus memberitakan berita pemulihan kepada bangsa Israel dalam Yesaya 62:1-5, Allah digambarkan sebagai Allah yang selalu ingin bergerak menolong umat-Nya. Allah menempatkan diri-Nya bagai seorang “suami” yang menjaga dan melindungi umat-Nya yang digambarkan sebagai “istri”.
Allah mengangkat martabat umat-Nya di hadapan semua bangsa yang merendahkan bangsa Israel. Allah tidak tahan melihat penderitaan umat-Nya, menjamin segala sesuatu yang diperlukan umat-Nya untuk dapat bertahan hidup.
Sementara itu, dalam 1 Korintus 12:1-12, Allah memberi pesan penting melalui Paulus kepada umat-Nya di Korintus. Jemaat Korintus diajak untuk menyadari adanya bahaya dan kegentingan yang terjadi saat itu terkait dengan perpecahan jemaat. Karena kejadian itu, Paulus kembali mengingatkan bahwa Allah menginginkan persatuan dalam persekutuan.
Agar tidak terjadi perpecahan di tengah jemaat, Allah memberikan kepada setiap orang karunia yang berbeda-beda agar setiap orang dapat mengambil tanggung jawab bersama dalam memelihara kesatuan. Semua tindakan Allah ini bertujuan agar setiap umat Tuhan dalam berbagai konteks yang ada dapat merasakan pertolongan-Nya dengan banyak cara. (Dian Penuntun Edisi 39).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 322:1-3
- NKB 199:1-2
- MAZMUR 36:5-10
- PKJ 231:1-2
- PKJ 224:1,2
- NKB 170:1-3
Tinggalkan Balasan