Renungan Minggu, 6 Desember 2015 – Minggu Adven II
Tugas seorang nabi, yang secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu forthtelling dan foretelling. Dimensi forthtelling menunjukkan kecaman langsung yang menukik pada masalah konkret yang terjadi. Apa yang benar dikatakan benar dan apa yang salah dikatakan salah. Sementara dimensi foretelling menukik pada situasi nyata masa kini, dimensi foretelling menjangkau masa depan yang berisi janji Allah yang akan dikerjakan-Nya.
Allah Israel, yang adalah Allah kita kini dan di sini, adalah Allah yang tak menyukai kebusukan hidup umat-Nya. Ia tak segan menyibakkan kebusukan tersebut tanpa tedeng aling-aling. Namun, Ia juga adalah Allah yang penuh cinta yang menawarkan sebuah masa depan yang sungguh baik, yang mengundang umat-Nya untuk bersedia dimurnikan di hadapan-Nya.
Selain itu menjadi sungguh penting bagi kita untuk menyadari bahwa janji masa depan yang Allah berikan itu tertaut pada ingatan Allah di masa silam pada perjanjian yang Ia buat dengan umat-Nya. Di dalam Maleakhi 3: 4 ditegaskan bahwa pemurnian Israel tersebut bertujuan untuk membawa Israel pada sebuah situasi “seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah”
Tugas kenabian yang selanjutnya adalah menjadi pendahulu bagi kedatangan-Nya dan tidak menjadikan diri sendiri sebagai pusat pewartaan. (Dian Penuntun Edisi 21).
Tinggalkan Balasan