Renungan Minggu, 15 Mei 2022 – Paskah V
Apa yang dibayangkan ketika mendengarkan kata ‘tuah’? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘tuah’ mengandung makna sakti, keramat; berkat (pengaruh) yang mendatangkan keuntungan (kebahagiaan, keselamatan dan sebagainya). Salah satu kata yang penuh berkat, berpengaruh yang mendatangkan kebahagiaan dalam Injil adalah kasih. Kata itu diucapkan berulangkali oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Apa yang menjadi tuah kata kasih sebagaimana diucapkan oleh Tuhan Yesus? Injil Yohanes 13:31-35 berisi kekuatan dari kasih. Karena itu, Tuhan Yesus berpesan, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh. 13:34).
Kekuatan kasih yang diajarkan Yesus pada murid-murid-Nya adalah kasih yang bersumber dari Dia sendiri. Setiap orang yang mengalami kasih-Nya dan mau hidup di dalamnya akan merasakan kasih dan mampu membagikan kasih. Pengalaman menerima aliran kasih membuat para murid mengalirkan kasih kepada sesama, siapapun itu.
Para murid Yesus harus mengasihi setiap orang apapun latar belakangnya, bahkan kepada mereka yang memusuhi sekalipun. Keteladanan Petrus, seperti yang ditulis dalam Kisah Para Rasul 11:1-18 menjadi contoh bagi kita. Di hadapan banyak orang ia menuturkan pengalaman dikasihi. Baginya kasih menjadi prinsip yang tidak dapat diganti dengan apapun.
Dari kisah dalam Injil dan Kisah Para Rasul, kita dapat melihat diri masing-masing. Apakah kasih menjadi kebiasaan dalam hidup sehari-hari? Melalui pemberitaan firman pada hari ini, umat diharap memahami makna kasih, seperti yang diajarkan oleh Yesus serta menjadikan kasih sebagai dasar dalam kehidupan sehari-hari. (Dian Penuntun Edisi 33).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 58: 1,3
- KJ 42 (2x)
- KJ 178:1-2
- Mazmur 148:1-3 (C)
- PKJ 147:1,3
- PKJ 180 (2x)
Tinggalkan Balasan