Renungan Minggu, 14 Februari 2021
Hari Kita meamasuki minggu transfigurasi. Pada hari Rabu mendatang, kita memulai masa paska. Kisah Tuhan Yesus dimuliakan di atas gunung ada sebelum menghayati masa paska. Kemuliaan-Nya terjadi sebelum kesengsaraan-Nya.
Secara harafiah, transfigurasi berarti perubahan wajah. Kisah transfigurasi dicatat dalam ketiga Injil Sinoptik. Pencatatan dalam tiga Injil sinoptik menunjukkan bahwa kisah itu memiliki makna mendalam bagi kehidupan para pengikut Tuhan Yesus. Stefan Leks menyebut bahwa dilihat dari sudut pandang apa pun, transfigurasi menjadi titik sentral dalam karya Kristus sebagai Mesias menurut rencana Allah. Transfigurasi terjadi setelah para pemimpin Yahudi tidak senang dengan Yesus, sedangkan khalayak ramai tidak memahami Yesus dan karya-Nya (Stefan Leks 2003, hlm 273).
Transfigurasi sebagai perubahan Tuhan Yesus dan kemuliaan-Nya sangat kontras dengan pesan penderitaan dan perendahan. Antara kemuliaan dan penderitaan merupakan dua hal yang sangat kontras. Transfigurasi seolah menjadi perantara dari kedua sisi itu. Hal ini tampak dari pesan Tuhan Yesus pada Petrus, Yakobus dan Yohanes agar mereka tidak menceritakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati (Mark 9:9).
Terhadap hal ini, Jakob van Bruggen memberikan tafsiran demikian: setelah para murid belajar menerima, bahkan mencintai, penderitaan Yesus, baru mereka dapat berbicara kemuliaan-Nya dengan cara yang tepat (Jakob van Bruggen, 2006, hlm 303-304).
Melalui penghayatan transfigurasi pada hari ini, umat diharap dapat memahami makna transfigurasi sebagai pesan antara kemuliaan dan penderitaan Kristus. Dengan pemahaman itu, umat diharap semakin mencinta dan beriman pada Tuhan Yesus dalam segala keadaan, baik saat hidup dalam suasana penuh “kemuliaan” maupun saat mengalami penderitaan. (Dian Penuntun Edisi 31).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 39:1-3
- NKB 214:1&4
- PKJ 41:1-2
- KPPK 290
- NKB 126:1 & Mandarain
- NKB 191:1-2
Tinggalkan Balasan