Renungan Minggu, 3 Januari 2016
Dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden Amerika, 4 maret 1933, FD Roosevelt berkata: “… the only thing we have to fear is the fear itself” . Ucapan FD Roosevelt itu adalah sebuah seruan untuk tidak takut terhadap krisis ekonomi dan politik yang sedang terjadi di Amerika. Alasannya sederhana. Ketakutan akan melumpuhkan bangsa Amerika untuk keluar dari krisis yang ada.
Seruan tersebut relevan di awal tahun baru ini. Sebagian orang takut menjalani hidupnya di tahun yang baru. Karena tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, mereka dibelenggu ketakutan. Karena masa depan masih misteri, mereka mengkuatirkan sesuatu yang buruk akan terjadi. Keadaan tersebut membuat mereka tidak rasional. Merekapun tidak mampu mensyukuri kuasa dan kasih Tuhan yang telah dan sedang mereka rasakan.
Padahal, di dalam iman kepada Kristus, seseorang tidak perlu takut menjalani hidupnya di tahun baru. Bukan karena hidupnya pasti bahagia. Bukan karena hidupnya akan mudah. Bukan juga karena dia cukup kuat untuk menghadapi masalah yang (mungkin) ada. Sebaliknya, hidupnya ke depan bisa saja ada masalah. Hidupnya mungkin saja akan gelap. Dalam kegelapan yang mungkin dijumpai itu, seseorang juga memiliki keterbatasan diri. Ia tidak mampu mengusir kegelapan yang menaungi langit kehidupannya.
Lalu mengapa orang tidak perlu takut menjalani hari esok yang belum pasti, sementara dirinya memiliki keterbatasan diri? Karena didalam hidup itu ada Kristus. Ia adalah terang kehidupan. Sebagai Terang, kegelapan tidak akan menguasai-Nya. Karena itu, andaikata pun di hari esok hidup seseorang dilingkupi kegelapan, namun jika ia menjalaninya bersama dengan Tuhan, maka kegelapan akan dikalahkan. Lebih dari itu, ia bahkan bisa menghadirkan terang Tuhan di tengah kegelapan.
Melalui Firman Tuhan minggu ini, jemaat diajak untuk memasuki tahun baru dengan komitmen dan pengharapan seperti itu. Jemaat diajak berkomitmen untuk selalu dekat dengan Kristus. Jika itu terjadi, ia bukan saja dimampukan untuk mengusir kegelapan tetapi juga boleh berharap dirinya dapat memancarkan terang Tuhan. (Dian Penuntun Edisi 21).
Tinggalkan Balasan