Renungan Minggu, 17 Januari 2016
“Diberkati untuk memberkati” adalah slogan umum orang Kristen. Tuhan memberikan berkat kepada umat-Nya didalam kehidupan ini. Berkat ini datang dalam berbagai bentuk, yaitu materi, kesehatan, hikmat, talenta, karunia, bahkan kehidupan itu sendiri. Berkat yang diberikan Tuhan itu untuk kita pakai menjalankan hidup kita, tetapi lebih daripada itu adalah untuk menyalurkannya kepada dunia. Ini adalah hal yang umum sudah kita ketahui.
Persoalan muncul dalam kehidupan sehari-hari ketika kita harus berbagi atau menjadi saksi berkat Tuhan kepada orang lain. Beberapa kendala menjadi hal yang umum. Beberapa orang memiliki kalkulator alias hitung-hitungan dengan Tuhan tentang apa yang sudah Tuhan beri dan apa yang belum, apa yang sudah disalurkan dan apa yang tidak perlu disalurkan. Beberapa orang merasa kurang dan karenanya belum dapat memberi kepada orang lain. Beberapa orang merasa bahwa orang yang diberi tidak layak mendapatkan berkat Tuhan dan karenanya tidak bersedia berbagi. Ada beberapa alasan bagi seseorang untuk menutup diri sebagai saluran berkat bagi sesama dan dunia.
Dalam ibadah minggu ini, umat diajak kembali mensyukuri berkat berkat Tuhan di dalam hidupnya dimana berkat Tuhan selalu berlimpah dan terus berlanjut. Karenanya, kembali umat diajak berkomitmen untuk meneruskan diri sebagai saluran berkat Tuhan. (Dian Penuntun Edisi 21).
Tinggalkan Balasan