Renungan Minggu, 26 April 2015 – Paskah IV
Hidup berkelimpahan adalah dambaan semua orang. Hampir tidak ada orang yang ingin hidupnya biasa-biasa saja, atau pas-pas-an. Orang ingin mendapatkan hidup yang berkelimpahan, sebab dia akan dapat memenuhi semua keinginannya, bahkan menguasai orang lain. Keinginan untuk hidup berkelimpahan kadang membuat manusia jatuh pada penyempitan makna hidup yang diukur hanya kepemilikan materi, karier, kedudukan dan kuasa. Pada akhirnya, manusia menjadi jahat dan serakah serta menindas sesamanya; Manusia kehilangan kasih kepada sesamanya. Dunia kita saat ini memperlihatkan sempitnya makna hidup berkelimpahan.
Allah sebagai Gembala merupakan pernyataan iman orang percaya. Melalui kehadiran Gembala Agung, kita merasakan kehadiran Allah yang penuh kasih, yang rela berkorban, melindungi dan memulihkan hidup. Inilah yang dilakukan Allah melalui peristiwa Paskah, sebagai puncak dari kasihNya yang diberikan kepada manusia. Jika kita telah menerima kasih Allah yang sempurna ini, sesungguhnya kita telah mendapatkan hidup yang berkelimpahan. Hidup kita sudah cukup untuk merasakan kebahagiaan kekal. Kita telah mendapatkan apa yang kita butuhkan: penerimaan, penebusan, dan kepercayaan dari Allah.
Paskah selalu mengingatkan bahwa kita telah menerima hidup berkelimpahan dari Allah. Demikian pula, Paskah mengingatkan kita untuk berbagi hidup berkelimpahan bersama orang lain, bersama komunitas di luar diri kita. Kita dipanggil menjadi gembala bagi orang lain. Dunia kita yang tidak ramah saat ini membutuhkan kasih yang menerima, menebus dan memulihkan.
Tinggalkan Balasan