Renungan Minggu, 12 Juli 2015
Banyak orang ingin hidupnya mulia dan terhormat. Kemuliaan hidup akan membuat orang dihargai dan dihormati. Berbagai cara diupayakan agar memperoleh kemuliaan hidup itu. Misalnya, dengan memiliki harta benda, atau dengan memperoleh jabatan/status sosial dalam masyarakat. Berbagai cara diupayakan, baik yang halal maupun yang tidak halal, misalnya dengan korupsi me-mark-up anggaran. Bagaimana hidup yang memuliakan Tuhan itu?
Kita dapat hidup memuliakan Tuhan baik di pekerjaan, di rumah, di masyarakat ataupun di gereja. Contoh hidup yang berusaha memuliakan Tuhan dalam pekerjaan dan masyarakat: Kisah Bpk. Basuki Cahaya Purnama, Gubernur DKI Jakarta alias Ahok. Ahok dikenal sebagai pribadi yang tegas, jujur dan transparan (terbuka). Lewat caranya yang tegas itu, ia membuat banyak orang tidak suka kepadanya.
Dalam sebuah wawancara pada acara Reality Show, Ahok pernah mengatakan bahwa, “Ketika saya menghadapi pergumulan atau godaan, saya mencoba meneladani Nabi Isa… Kalaupun saya sampai mati, maka tuliskanlah di batu nisan saya: Mati adalah keuntungan. Mengapa saya meminta menuliskan demikian? Karena, mati sebagai pejabat yang sedang bertempur memperjuangkan keadilan.” Itulah sekilas kisah hidup Ahok, yang berusaha hidup menjadi persembahan dan memuliakan Tuhan. (Dian Penuntun Edisi 20).
Tinggalkan Balasan