Renungan Minggu, 13 Desember 2015 – Minggu Adven III
Masa Adven ketiga dari empat minggu penantian punya nuansa kegembiraan, sebab pengharapan umat akan pertolongan Allah mulai menyala. Dalam tradisi gereja, lilin Adven pertama dan kedua berwarna ungu, namun pada Adven ketiga lilin-nya berwarna merah muda. Ini menjadi sebuah pertanda bahwa pengharapan mendatangkan sukacita. Pada Adven ini kita mempersiapkan diri untuk menyambut Kristus dalam dunia dan dalam hati kita.
Konsep ini sangat dekat dengan gagasan Zefanya tentang TUHAN, Allahmu ada diantaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai (Zef. 3:17). Hal yang senada juga diungkapkan dalam Yesaya 12:2-6. Umat diajak tak hanya terpaku pada derita, namun juga merayakan dengan penuh pengharapan kehadiran Allah dalam kehidupan mereka. Demikian juga Filipi 4:4-7, kedatangan Tuhan yang sudah dekat dikaitkan dengan panggilan memancarkan kebaikan hati dalam sukacita dan damai sejahtera Kristus.
Jalan masuk kedalam sukacita itu adalah pertobatan. Karena itu pertobatan-lah yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis agar kita dapat menyambut Kristus Sang Penyelamat. Penekanannya adalah pertobatan yang diwarnai oleh pengharapan akan kedatangan Tuhan. Natal sebagai perayaan Inkarnasi Tuhan Yesus perlu dipersiapkan terlebih dahulu pada masa Adven. Sebab masa Adven merupakan masa peringatan akan penghiburan yang diberikan Tuhan dan kesempatan dimana kita menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan.
Allah selalu menginginkan umat-Nya untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya. Perayaan Adven itu merupakan peringatan akan masa persiapan menyambut kelahiran Kristus dalam kedatangan-Nya yang pertama, dan penegasan masa penantian akan kedatangan Kristus yang kedua. Dimensi mengingat dan menanti ini bisa menjadi sarana reflektif dan korektif tentang kontribusi iman kita bagi kehidupan. (Dian Penuntun Edisi 21).
Tinggalkan Balasan