Renungan Minggu, 18 Desember 2011
Kemampuan dan kelebihan yang kita miliki, seringkali menjadi penghalang bagi kita untuk rela melakukan kehendak Allah dengan kerendahan hati. Kita begitu mudah tergoda mengambil keputusan yang kita pikir baik dan benar, tanpa lebih dahulu bertanya apakah Allah berkenan akan keputusan itu atau tidak. Bukankah kita sering berpikir bahwa apa yang baik dan benar pasti disetujui oleh Allah?
Pengalaman Daud, yang memiliki keinginan mendirikan rumah Allah, lahir dari keinginan yang baik dan benar. Tetapi, pertanyaannya kemudian, apakah Allah berkenan hal itu dilakukan Daud? Nyatanya tidak! Mengejutkan, bukan?
Betapa penting dan perlu untuk selalu bertanya, dan merenungkan kembali apa yang berkenan dan dikehendaki Allah untuk kita lakukan, agar keinginan itu menjadi berkat bagi siapa pun. Melalui bacaan di minggu Adven keempat ini, kita kembali dibawa kepada sebuah kesadaran dan penghayatan bahwa kehendak Allah itu mendatangkan damai sejahtera.
Untuk itu umatNya perlu memiliki kerelaan hati dan sikap menghamba. Kerelaan hati dan sikap menghamba bukanlah sebuah proses instant, tapi proses tumbuh bersama di dalam Allah. Proses itulah yang kemudian menjadi alat kesaksian bagi umat dalam memberitakan Injil, agar dunia percaya bahwa karya keselamatan Yesus Kristus membawa syalom.
Tinggalkan Balasan