Renungan Minggu, 17 November 2024
Dunia memiliki banyak sisi cerita, misalnya saja mengenai kemajuan kotanya. Kota-kota maju di dunia menampilkan banyak hal yang mengagumkan. Dari arsitektur kotanya, kemajuan kota, dan kelengkapan modern lainnya acapkali memberikan decak kagum.
Tampilan yang mengagumkan tersebut membuat orang-orang bermimpi, berencana, dan menjadikan kota tersebut sebagai tujuan berpergian. Bagi yang sempat mengunjungi kota tersebut, maka foto-foto yang apik tidak lupa untuk diambil, disimpan, dan dibagikan di media sosial masing-masing.
Foto-foto keren tersebut hendak bercerita tentang betapa bahagianya kita karena telah berada di tengah-tengah kota dengan bangunan-bangunan yang cantik, megah, dan mengagumkan. Di sisi lain, kemegahan kota acapkali memberikan cerita hidup yang tidak semegah bangunan-bangunan kota tersebut.
Di tengah-tengah kemegahan kota, ada banyak orang yang mengalami situasi loneliness, terabaikan dan terasingkan, kekurangan dan terlantar. Ada banyak moralitas yang luntur, kejahatan yang tinggi, nilai-nilai iman yang ditinggalkan, penguasa-penguasa yang rakus, atau para pemimpin yang “menelan” orang-orang lemah demi kepentingannya.
Cerita-cerita tersebut hendak mengatakan bahwa kemegahan fisik luar tidak selalu memiliki kemegahan di dalamnya. Sesuatu yang kita lihat dari luar indah dan luar biasa, ternyata bisa buruk dan bobrok di dalamnya.
Sejarah juga menunjukkan bahwa kemegahan semua itu tidak selalu bertahan sepanjang masa dunia. Ada banyak cerita yang mengisahkan tentang kota-kota hebat yang telah hilang dari sejarah. Banyak penelitian dilakukan untuk mencari tahu penyebab kota-kota tersebut hilang.
Penelitian dilakukan agar manusia dapat belajar dari masa lalu tentang hilangnya kota-kota megah itu dalam sejarah peradaban. Beberapa mengatakan ada yang hilang karena bencana alam, perang, dan kebobrokan hidup manusia itu sendiri.
Bencana alam, perang, dan kebobrokan manusia adalah penyebab terjadinya kehancuran banyak peradaban yang ada di dunia. Ketiga ancaman tersebut sudah ada sejak dahulu, kini, dan yang akan datang. Penelitian para ahli tersebut tentunya menjadi penting untuk pengetahuan manusia di masa kini dan yang akan datang.
Lalu pertanyaannya adalah, bagaimana orang-orang percaya tetap beriman kepada Kristus di tengah-tengah kondisi krisis masa depan dunia?
Pembacaan leksionari hari ini, memberitakan pesan yang Tuhan Yesus sampaikan kepada para murid tentang cara mereka menghadapi keadaan kehancuran tersebut jika waktunya tiba. Ketika segala kemegahan dunia ini runtuh dan orang percaya hidup di tengah-tengah runtuhan kemegahan dunia tersebut. (Dian Penuntun Edisi 38).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 42:1-3
- NKB 173:1-3
- Mazmur 16
- KJ 440:1-3
- PKJ 271:1-3
- KJ 278:1,3
Tinggalkan Balasan