Renungan Minggu, 26 Mei 2013 – Minggu Trinitas
“Segenap pengalaman Kristen akan Allah, seperti: penyembahan, doa, atau apa yang anda miliki, tidak dapat dielakkan berjiwa Trinitarian,” demikian tulis Robert Letham. Lalu profesor Teologi Sistematika Westminster Seminary ini pun bertanya, “Seberapa seringkah Anda telah mendengar hal ini diajarkan, dikotbahkan, atau ditekankan?
Pada minggu Trinitas, pengajaran tentang Allah Tritunggal disampaikan. Pengajaran ini tidak dimaksudkan untuk memuaskan akal pikiran umat, tetapi untuk memantapkan iman umat kepada Allah Tritunggal sehingga umat mampu bermegah dalam pengharapan dan kesengsaraan. Titik tolak iman dan penghayatan Yesus Kristus sebagai sang Hikmat yang menyatakan Allah, menjadi penting dalam pengajaran ini. Injil Yohanes menyampaikan bahwa Yesus di dalam pekerjaan-pekerjaanNya menyatakan Bapa yang di surga (Yohanes 5:36; 10:22-38).
Di dalam pekerjaan yang hina, yakni karya salibNya, Yesus mengungkapkan kekuatan dan hikmat Allah. Melalui Yesus, kekuatan dan hikmat Allah menghasilkan keselamatan bagi dunia dan keberdayaan bagi manusia (1 Korintus 1:18-24). Dengan pertolongan Roh Kudus yang memimpin ke dalam seluruh kebenaran (Yohanes 16:13), kita akhirnya mampu mengimani Injil Yesus Kristus yang menyelamatkan dan memberdayakan itu (Roma 5:1-5).
Demikian iman kepada Allah Tritunggal mengantar kita kepada pemahaman, penghayatan dan pengamalan hakikat persekutuan yang sejati. Iman kepada Allah Tritunggal mendorong kita untuk sujud tersungkur di hadapan kemahabesaran Allah. Namun, iman kepada Allah Tritunggal juga memicu dan memacu kita untuk kreatif berkarya di tengah keterbatasan kita dalam kehidupan ini.
Tinggalkan Balasan