Renungan Minggu, 12 Desember 2010
Ciri khas pribadi Yohanes Pembaptis tampil bagai batu karang yang kokoh di tengah-tengah padang gurun Israel. Suaranya yang tajam dan kuat mengungkap kebenaran Tuhan sering menukik tajam bergema tanpa rasa takut. Dia menyerukan pertobatan kepada seluruh umat Israel dengan menghasilkan buah-buah pertobatan. Namun dengan rendah hati, Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa dia tidak layak untuk “membuka tali kasut” Mesias yang akan datang. Sebab Mesias yang akan datang tersebut membaptis dengan Roh Kudus dan api.
Dengan berani pula Yohanes Pembaptis menegur kehidupan orang Farisi dan orang Saduki di tepi sungai Yordan sebagai “keturunan ular beludak” (Matius 3:7). Dia juga tidak segan menegur secara terbuka kehidupan raja Herodes yang mengambil Herodias, isteri saudaranya, dengan pernyataan: “Tidak halal engkau mengambil Herodias” (Matius 14:4). Itu sebabnya Yohanes Pembaptis di Matius 11:2 dipenjarakan. Tetapi dinding-dinding penjara yang keras dan dingin serta belenggu besi yang mengikat kedua tangan dan kakinya dalam kurun waktu yang mungkin cukup lama, membuat Yohanes Pembaptis mulai ragu dan bertanya di dalam hatinya tentang diri Kristus: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” (Matius 11:2-3).
Jawaban yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepadanya membuat Yohanes Pembaptis tetap bertahan di tengah-tengah deritanya, karena hatinya telah memperoleh damai dan penegasan tentang Yesus, Mesias yang dijanjikan. Ia tetap teguh menjalankan panggilannya sampai pada saat ia dijatuhi hukuman mati oleh raja Herodes. Saudara, jikalau Yohanes yang merupakan nabi yang begitu agung dan besar, bisa mengalami keraguan, apalagi kita. Kita adalah manusia yang lemah dan berdosa yang membutuhkan kasih karunia yang terus menerus dari Tuhan agar kita dapat sabar, tidak muncul sungut-sungut dalam hati dan hidup kita. Dan supaya kita mampu “Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: “Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!”” (Yesaya 35:3-4).
Tinggalkan Balasan