Renungan Minggu, 30 November 2014 – Minggu Adven I
Kiamat! Itulah kata lain yang umumnya dipakai untuk membicarakan akhir zaman. Kata ini selalu ramai diperbincangkan dari masa ke masa. Kita masih ingat bagaimana percakapan yang terbaru tentang hal ini pada tahun 2012. Ketika itu dunia dihebohkan oleh ramalan suku Maya tentang akhir dunia. Begitu menariknya berita tersebut, sehingga ia pun menjadi komoditas perfilman dunia. Namun, bukan hanya para produser film yang tertarik untuk mengangkat tema itu, beberapa gereja tertentu pun menjadikan tema ini sebagai pusat pemberitaan mereka. Pesan yang disampaikan selalu berkutat tentang akhir zaman. Berbagai teori dimunculkan dengan sangat menggoda dan menyentuh hati. Bahkan, tidak jarang masa dan waktunya diungkapkan lebih vulgar daripada perkataan Yesus sendiri. Begitu jelas dan detail. Akan tetapi, segala kejelasan itu pada akhirnya dipatahkan oleh waktu. Perjalanan waktu berulangkali menunjukkan bahwa segala teori tersebut hanyalah sebuah perkiraan. Walaupun demikian, di waktu-waktu tertentu percakapan ini kembali marak dan memeriahkan diskusi di kalangan umat.
Dari seluruh pemberitaan tentang akhir zaman atau hari Tuhan, ada satu kesamaan penggambaran yang dimunculkan dan ditekankan. Gambaran yang muncul berkisar tentang kehidupan yang akan diporak-porandakan. Kehancuran alam, peperangan, kerusuhan, kelaparan, dan segala jenis cerita yang membuat orang bergidik dan merasa takut. Dengan demikian, bayangan tentang hari Tuhan adalah bayangan mengenai hari yang menyeramkan dan menakutkan. Pada satu sisi gambaran ini dipakai untuk menekan manusia agar melakukan pertobatan masal. Pada sisi lain gambaran itu membuat orang merasa ketakutan dalam menjalani hari-harinya. Lalu, bagaimana sebaiknya kita memahami hari Tuhan ini? Apakah hari Tuhan adalah sebuah kisah tentang kengerian, atau sebaliknya, kisah tentang keselamatan. Penelusuran kita pada teks leksionari minggu ini akan membantu kita menyingkapkan sebuah pesan yang tersembunyi di balik perkataan Yesus mengenai hari Tuhan, dalam kaitannya dengan perumpamaan tentang munculnya tunas pohon ara. (Dian Penuntun – Masa Adven).
Tinggalkan Balasan