Renungan Minggu, 4 Juni 2017 – Pentakosta
Bukan sebuah kebetulan, Allah memakai pelbagai peristiwa untuk menyatakan karya-Nya. Pentakosta dipahami dalam Perjanjian Lama begitu sarat pelbagai makna. Pada momentum inilah pencurahan Roh Kudus yang dijanjikan Kristus itu terjadi. Khotbah hari ini dipusatkan pada peran Roh Kudus dalam menghidupkan kembali semangat para murid Yesus dan memampukan mereka meneruskan tugas perutusan yang dilakukan Yesus.
Kuasa hembusan Roh Allah dalam perjanjian Lama berdampak memberi kehidupan: Adam yang diciptakan dari tanah menjadi makhluk hidup oleh karena hembusan Roh Allah. Nafas hidup dari Allah itulah juga yang menghidupkan tulang-tulang orang Israel yang kemudian bangkit menjadi serdadu seperti yang dilihat Yehezkiel. Roh Kudus juga yang membangkitkan semangat para murid dan selanjutnya Roh itu memberi pelbagai karunia untuk melanjutkan tugas kesaksian mereka.
Tema Roh Kudus yang menghidupkan dan memulihkan mestinya menjadi pewartaan gereja di sepanjang masa. Di sekitar kita betebaran kerusakan, baik fisik, mental spiritual maupun lingkungan kita. Pewartaan yang baik tentunya bukan sekedar kata-kata, melainkan sikap dan prilaku yang menegaskan hal itu! Apakah sikap hidup dan prilaku kita mencerminkan sebagai orang-orang yang berada pada arus penciptaan baru; merawat dan memulihkan? Ataukah kita berada pada arus yang sedang merusak dengan segala pemuasan kepentingan sendiri? (Dian Penuntun Edisi 23).
Tinggalkan Balasan