Renungan Minggu, 5 Juni 2022 – Pentakosta
Hari Pentakosta bagi orang Kristen, kerap dipahami sebagai hari pencurahan Roh Kudus. Tentu hal ini tidaklah keliru namun tidak sepenuhnya utuh. Kata “pentakosta” diambil dari kata Yunani: πεντηκοστή (pentékosté)yang berarti “hari kelima puluh”.
Ketika pencurahan Roh Kudus terjadi di Yerusalem. Saat itu umat Yahudi sedang merayakan Pentakosta (shavu’ot), atau hari pengucapan syukur atas panen, yang berlangsung pada hari kelima puluh setelah Paskah. Selanjutnya, ketika Petrus berkhotbah – seusai ia menerima Roh Kudus – disaksikan oleh Alkitab bahwa ada 3.000 orang yang memberi diri mereka dibaptis (Kisah Para Rasul 2:41). Pada saat itulah gereja perdana terbentuk.
Oleh karena itu, setidaknya ada 3 makna dari hari Pentakosta bagi kita, yakni:
- Hari pengucapan syukur tahunan, Sebagaimana umat Yahudi di masa lalu membawa persembahan syukur atas panen mereka, maka umat Yahudi membawa persembahan syukurnya kepada Tuhan melalui gereja.
- Hari pencurahan Roh Kudus bagi orang percaya. Ini adalah penggenapan dari janji Yesus kepada para murid-Nya. Berlangsungnya pencurahan Roh Kudus ini juga genap 50 hari setelah Paskah (kebangkitan Yesus).
- Hari lahirnya gereja. Pada hari Pentakosta itulah gereja perdana di Yerusalem terbentuk dan terus menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Dalam peringatan Pentakosta hari ini, kita perlu kembali memaknai keberadaan Roh Kudus yang adalah Roh Kebenaran, yang memandu manusia untuk mengenal pekerjaan Allah dan membantu manusia percaya kepada-Nya.
Sekalipun manusia berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, namun Roh Kudus mampu mempersatukan kita sebagai umat kepunyaan-Nya. Karena itu, kita akan menghayati Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran dan Roh Pemersatu. (Dian Penuntun Edisi 33).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 37:1-3
- PKJ 198:1,3
- NKB 191:1-2
- MAZMUR 104
- MAZMUR 118
- PKJ 183:1-2
Tinggalkan Balasan