Renungan Minggu, 3 Februari 2013
Dalam momentum pengutusan para murid, Yesus pernah berkata: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu, mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Lukas 10:2). Ini merupakan pengamatan Yesus yang berbasis pada data dan fakta waktu itu.
Pada saat ini pun, apa yang Yesus katakan masih banyak terjadi dalam kehidupan orang–orang percaya dan gerejaNya. Banyak orang ragu-ragu untuk menerima panggilan dan penugasan Tuhan. Alkitab mencatat kisah beberapa orang yang bersikap seperti itu. Misalnya Musa, Yunus dan Yeremia. Alih-alih menerima panggilan dan penugasan dari Tuhan dengan sukacita dan tulus, mereka justru mencari dalih sebanyak mungkin dan berupaya untuk melarikan diri dari panggilan Tuhan.
Rupanya sikap menolak panggilan menjadi pilihan yang lebih menarik ketimbang menyanggupinya. Mengapa? Mungkin, karena mereka takut kepada konseksuensi atau harga yang harus mereka bayar jika menerima panggilan dan penugasan Tuhan, mereka gentar membayar harganya.
Dapatkah manusia membayar harga panggilan dan pengutusan Tuhan? Tidak, selama manusia berpijak pada kekuatannya sendiri, sampai kapanpun ia tidak dapat pernah mampu membayar harganya. Dengan kekuatan menusia sendiri pasti akan selalu runtuh.
Itu sebabnya, siapapun yang dipanggil dan diutus oleh Tuhan harus benar-benar menyadari bahwa harga mahal pelayanan ini sesungguhnya akan dibayar oleh Tuhan, Sang empunya setiap karya layanan. Tugas menusia adalah mendengar panggilan dan membuka diri untuk menerima tuntunan Roh Tuhan dan didorong dengan KasihNya (diambil dari Dian Penuntun Edisi 13).
Tinggalkan Balasan