Renungan Minggu, 10 September 2022
Pernahkan kita kehilangan sesuatu? Sebagai manusia, kehilangan sesuatu adalah peristiwa yang sangat menyedihkan. Sebaliknya, kebanyakan manusia akan bersukacita bila menerima atau mendapatkan sesuatu.
Lalu bagaimana halnya dengan mendapatkan kembali sesuatu yang hilang? Tentu sesuatu yang hilang tersebut bukanlah sesuatu yang baru. Ada yang bersukacita karena mungkin ia sudah berupaya mencarinya dengan susah payah. Akan tetapi, ada juga yang tidak merasakan kehilangan yang terlalu besar.
Hal ini karena ia mungkin tidak mau berjerih lelah untuk mencari dan membuang energi dalam mencari barang yang hilang. Upaya dan sukacita yang dirasakan salah satunya juga dipengaruhi dari relasi sang pemilik dengan sesuatu yang ia cari.
Perumpamaam tentang domba dan dirham yang hilang menunjukkan adanya sukacita besar yang dirasakan dan dirayakan dari sang pemilik ketika menemukan domba dan dirham tersebut. Ada sesuatu yang berharga dari yang terhilang itu.
Mereka berharga bukan semata karena wujud dan fisiknya, namun relasi dari nilai yang terkandung dibaliknya. Demikian halnya dalam kehidupan beriman. Allah senantiasa mencari anak-anak-Nya yang hilang. Hal ini karena Allah mengasihi anak-anak-Nya. Ia merasa anak-anak-Nya sangat berharga bagi-Nya.
Oleh karena itu, Ia akan merasakan dan mengalami sukacita yang besar ketika menemukan anak-anak-Nya. Allah setia kepada perjanjian-Nya. Allah tidak akan semata-mata menghukum anak-anak-Nya dan membiarkan mereka terhilang. (Dian Penuntun Edisi 34).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 3:1,4
- KJ 27:1-3
- KJ 398:1-2
- Mazmur 51:1-10
- KJ 367:1-2
- NKB 106:1-2
Tinggalkan Balasan