Renungan Minggu, 15 Mei 2011
Banyak orang Kristen memahami bahwa yang disebut sebagai gembala di dalam gereja hanyalah pendeta, atau kadang-kadang disebut juga para penatua, atau majelis jemaat, dan anggota jemaat adalah domba yang digembalakan. Tentu saja, tidak keliru kalau pendeta dan penatua disebut sebagai gembala di gereja, karena memang demikianlah tugas mereka.
Tetapi, mestinya hal ini tidak membuat peran masing-masing menjadi kaku: Pendeta dan penatua menjadi gembala, dan anggota jemaat hanyalah domba yang digembalakan. Sebagai seorang gembala, pendeta dan penatua juga perlu digembalakan, dan tugas menggembalakan tidak hanya ditujukan kepada mereka saja, melainkan juga kepada setiap orang Kristen. Jadi, dalam kesehariannya anggota jemaat juga mempunyai tugas untuk saling menggembalakan.
Panggilan untuk saling menggembalakan ini didasari oleh panggilan Tuhan Yesus sebagai Gembala Agung kita. Tidak ada satu pun yang sanggup menjadi gembala yang baik seperti Yesus, yang memelihara dan berkorban bagi domba-dombaNya. Yesus memelihara umatNya dengan penuh kasih dan pengorbanan. Ia telah menderita untuk umatNya, untuk kita semua. Meneladani sang Gembala Agung, Yesus Kristus, maka kita pun dipanggil untuk melakukan tugas menggembalakan sesama kita. Ketika orang-orang Kristen saling menggembalakan, maka akan tercipta sebuah persekutuan yang indah, sebagaimana jemaat Kristen mula-mula.
Putra Delta mengatakan
Ketika orang-orang kristen saling mengembalakan, maka akan tercipta sebuah persekutuan yang indah, sebagaimana jemaat Kristen mula-mula. Saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut, tapi kadangkala ada anggota Majelis/Penatua yang angkuh dan tidak kenal dengan anggota jemaatnya karena sudah menjadi pejabat gereja. Mereka (Penatua) tugas utamanya adalah penggembalaan (tertuang dalam tatagereja mengenai tugas Penatua dalam item pertama).