Renungan Minggu, 10 April 2016 – Paskah III
Pertobatan Saulus menjadi Paulus adalah contoh nyata kebenaran tentang sebuah perjumpaan yang menumbuhkan iman dan pertobatan. Mari kita lihat tema ini dalam perjumpaan Saulus dengan Yesus di Damsyik. Dalam perikop telah dijelaskan apa yang menjadi tujuan Saulus ke Yerusalem yaitu membunuh murid-murid Yesus. Ia melakukannya dengan membawa surat kuasa dari Imam Besar. Saulus melakukan tindakan pembelaan agama yang ia yakini kebenarannya dan mendapat dukungan yang sah dari para pemuka agama Yahudi.
Damsyik adalah salah satu kota tertua yang terus dihuni dikawasan Timur Dekat. Saulus mengetahui bahwa jika ia tidak menghentikan orang-orang Kristen dan penyebaran Injil di Damsyik, injil akan semakin mudah tersebar ke mana-mana. Ia bertekad untuk menghentikannya tetapi kisah ini membawa pada cerita yang lain.
Saulus berjumpa dengan Yesus dalam bentuk cahaya yang memancar dari langit dan suara yang mempertanyakan dasar dari tindakannya. Peristiwa ini diikuti dengan kondisi kebutaan Saulus yang bersifat sementara. Penyembuhan Saulus melibatkan Ananias, murid Yesus, yang awalnya memiliki keraguan mengingat tujuan dan reputasi Saulus sudah diketahuinya. Namun ia memilih taat kepada kehendak Tuhan. Ia pun dipakai untuk menyembuhkan, menerima, dan memulihkan Saulus.
Apa yang terjadi setelah perjumpaan itu? Saulus berbalik arah dari bertujuan ingin menghambat menjadi pembawa berita Injil secara luas. Ia semula bertujuan membunuh, lalu menjadi rasul Tuhan, kini ia siap menghadapi rencana pembunuhan atas dirinya. Ia semula berada dalam ketidak-mengertiaan, kini memahami apa yang ia imani dalam terang Injil Yesus Kristus. perubahan ini menjadi bagian dari rencana Tuhan. (Dian Penuntun Edisi 21).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 170:1-3
- PKJ 91:1-2
- PPK 189:1-3
- NKB 119;1-3
- NKB 199
- PKJ 183:1-2
Tinggalkan Balasan