Renungan Minggu, 5 Februari 2012
Pada masa kini nampaknya dapat dikatakan adanya kebangkitan kekristenan di Indonesia, terlihat dari penuh sesaknya orang-orang Kristen yang beribadah setiap minggunya, di sana sini terlihat juga adanya pembangunan dan renovasi gedung gereja. Namun pada saat yang sama harus diakui bahwa kebangkitan kekristenan ternyata tidak disertai dengan kebangkitan hidup moral dan spiritual. Banyak orang yang mengaku sebagai orang percaya namun masih hidup dalam kekuatiran, ketakutan dan kepanikan. Akibatnya umat melakukan tindakan nekad dan membabi buta untuk menyelesaikan masalah yang melanda mereka antara lain: bunuh diri juga kekerasan, kesewenang-wenangan, keserakahan, keegosentrisme, individualisme, dan lain-lain.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Karena kebenaran iman yang dipercayai dan diyakini tinggal di kepala umat Kristiani, tidak turun ke hati. Kebenaran iman yang diberitakan dalam kebaktian hari Minggu dan diterima iman, ditinggal di dalam gedung kebaktian, tidak dibawa pulang ke rumah untuk dipraktekkan. Kebaktian hari Minggu hanya merupakan sebuah ritual, bukan perjumpaan dengan Kristus sebagaimana yang dipercayainya.
Perubahan dan pembaharuan hidup hanya dapat terjadi ketika kebaktian bukan hanya satu ritual, melainkan benar-benar merupakan suatu perjumpaan personal antara umat dengan Tuhannnya. Perjumpaan ini dapat terjadi ketika umat menyadari bahwa Allah yang disembah adalah Allah yang Mahabesar dan Mahakuasa. Tetapi pada saat yang sama Allah yang Mahabesar ini dalam kasihNya telah berprakarsa mendatangi manusia dan menyatakan diriNya kepada manusia. Allah memberi diriNya untuk ditemui manusia. Berbahagialah mereka yang menjawab uluran tangan Tuhan ini.
Tinggalkan Balasan