Renungan Minggu, 10 Juli 2016
Pernahkah Anda pergi ke sebuah toko buku dan membaca buku-buku yang ada di sana, misalnya buku tentang kepemimpinan? Setelah membaca dan memahami isinya, apakah Anda otomatis menjadi seorang pemimpin? Membaca sampai tuntas buku-buku tentang kepimpinan, bahkan berkali-kali dibaca tidak menjadikan seseorang sebagai pemimpin, jika ia tidak mempraktikkan apa yang dibaca dan dipahami. Apa yang dipahami akan tetap menjadi sebuah konsep yang indah manakala tidak diimplementasikan dalam realita kehidupan.
Konsep hukum kasih adalah salah satu hukum yang utama dalam iman Kristen. Mengapa Allah Bapa mengutus Anak-Nya ke dunia? Karena kasihNya pada manusia. Mengapa Yesus Kristus rela menderita dan mati? Karena kasihNya pada orang berdosa. Bahkan dalam I Yohanes 4:8 dikatakan bahwa “Barangsiapa tidak mengasihi, Ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” Kita mungkin sangat paham dan menguasai apa artinya mengasihi. Apakah kita sudah mengerjakan kasih ini dalam kehidupan berelasi dengan sesama? Jika ya, kepada siapa kita mengerjakan kasih itu? Kasih Allah adalah kasih yang universal, yang tidak terbatas, yang tidak memandang apapun, dan tidak membeda-bedakan siapa orang yang dikasihiNya.
Pentingya melakukan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, terutama soal mengasihi. Nampaknya mudah tetapi jika mau jujur betapa banyak orang Krsiten yang gagal melakukan hal ini. Marilah agar kita bukan saja berusaha memahami firman Tuhan, tetapi terlebih utama adalah melakukannya, dan melakukannya adalah kepada semua orang tanpa membeda-bedakan. (Dian Penuntun, Edisi 22).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PPK 18:1-3
- PKJ 252 2X
- KJ 37B:1-3
- PKJ 256:1-2
- KJ 365B
- PKJ 274:1,3
Tinggalkan Balasan