Renungan Minggu, 29 Juli 2018
Minggu ini, bacaan Injil dari Yohanes 6:1-21 berfokus pada diri Yesus yang berinisiatif dan bertindak memberi makan 5000 orang. Namun reaksi orang banyak yang sudah kenyang adalah ingin menjadikan Yesus raja, sehingga Yesus menyingkir. Yesus tidak mau orang-orang mengikuti-Nya hanya karena roti yang mengenyangkan perut.
Sebaliknya, Yesus mendatangi murid-murid yang berada dalam perahu di tengah badai. Yesus mendatangi mereka yang ada dalam proses mengenal dan percaya kepada-Nya. Yesus menyatakan diri-Nya, “Ini Aku, jangan takut.” Pernyataan diri Yesus ini penting untuk menolong murid-murid semakin mengenal siapa Yesus dan percaya.
Dalam kehidupan masa kini yang dikuasai materialisme dan konsumtivisme, orang Kristen pun dapat terpengaruh, bahkan kemudian mendapatkan dasar teologisnya. Misalnya menganggap bahwa harta kekayaan merupakan bukti berkat dari Tuhan, karena iman yang mereka miliki. Semakin banyak harta berarti semakin banyak berkat, sebagai bukti semakin kuat iman.
Sebaliknya, semakin sedikit harta, berarti semakin sedikit berkat, yang menunjukkan semakin lemah iman. Padahal Yesus sendiri tidak mempermasalahkan banyak sedikitnya harta, sebab yang penting bukan harta itu sendiri. Yang penting adalah mengenal dan percaya kepada Yesus. Jadi bukan berkat-Nya, melainkan diri-Nyalah yang penting. Yesus hadir dan menyertai orang-orang yang mau belajar untuk mengenal, percaya, dan mengasihi-Nya. (Dian Penuntun Edisi 26).
Tinggalkan Balasan