Renungan Minggu, 1 Juli 2018 – Perjamuan Kudus
Menumbuhkan pengharapan atau menjaga supaya pengharapan tetap bernyala dalam kehidupan yang sakit, sulit dan terjepit adalah sesuatu yang vital untuk dilakukan. Vital dalam artian memberikan daya (untuk terus) hidup dan dalam kondisi yang lebih baik. Tentu pengharapan untuk terus mampu hidup kepada manusia atau alat-alat artifisial (seperti alat-alat bantu medis) mesti diupayakan secara optimal sampai batas tertentu saja dari keahlian manusiawi.
Tidak begitu jika pengharapan untuk kondisi yang lebih baik – lebih selamat dan lebih sejahtera – digantungkan kepada Tuhan sendiri, Yang Mahakuasa, dan tidak terbatas tetapi mahaberdaulat juga. Pengalaman-pengalaman hidup orang yang beriman kepada Tuhan bisa menjadi garansi bahwa kepada Tuhan kita bisa bersandar dan menggantungkan seluruh kehidupan kita kepada-Nya.
Kata ‘iman’ dalam bahasa Ibrani ‘aman’ yang punya arti ‘menggantungkan diri sepenuhnya kepada’ atau ‘menyandarkan diri sepenuhnya kepada Tuhan saja. Memang ada dinamika di sana karena Tuhan punya kedaulatan sepenuhnya untuk melakukan apa yang ingin Dia lakukan termasuk juga waktunya dan bukan orang yang beriman kepada-Nya yang menentukan Dia mesti bertindak bagaimana dan kapan. (Dian Penuntun Edisi 26).
Tinggalkan Balasan