Renungan Minggu, 3 Maret 2013 – Pra Paskah III
Pembacaan Injil hari ini mengisahkan dua peristiwa yang terjadi; yang pertama terjadi di Galilea, yakni pembunuhan orang Galilea yang darahnya dicampur oleh Pilatus dengan darah korban persembahan (ada kemungkinan pembunuhannya dilakukan dalam Bait Allah sehingga disebut dicampur, karena mereka melakukan kerusuhan, huru hara dan menimbulkan keresahan di masyarakat), yang kedua yang terjadi di Yerusalem, tentang kematian 18 orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam karena mereka membantu Pilatus untuk membangun saluran air dengan uang yang diambil dari perbendaharaan Bait Allah.
Tuhan Yesus menekankan bahwa penderitaan dan kematian yang dialami oleh orang-orang Galilea dan 18 orang tersebut memang semua karena dosa. Tetapi apa yang ditekankan Tuhan Yesus adalah dosa orang Galilea yang dibunuh secara sadis atau dosa ke 18 orang tersebut tidak lebih besar dosanya dibandingkan dosa orang-orang yang hadir pada waktu itu. Oleh sebab itu Tuhan Yesus menekankan hal yang sangat penting, yakni perlunya suatu pertobatan yang sejati. “ … jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” (Lukas 13:5).
Selanjutnya Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang sebuah pohon ara yang tidak berbuah. Pemilik kebun mengatakan lebih baik pohon itu ditebang sebab tidak memberi hasil. Namun pengurus kebun meminta kepada pemilik kebun untuk memberi kesempatan setahun lagi, dan kalau tetap tidak berbuah, maka pohon itu dapat ditebang. Pengurus kebun berjanji untuk merawat dan memberi pupuk atas pohon ara tersebut.
Minggu pra-paskah ke-tiga ini kita diingatkan bahwa Allah yang Maha Pengasih itu memberi kesempatan kedua bagi kita untuk bertobat dan berbuah. Pergunakanlah kesempatan itu, sebab siapa tahu, ini adalah kesempatan terakhir. Kiranya Tuhan menolong kita.
Tinggalkan Balasan