Renungan Minggu, 28 September 2014
Life can only be understood backwards, but it must be lived forwards. Ini menurut Soren Kierkegaard, seorang teolog Denmark, yang hidup pada 1813-1855. Dan, ia benar. Tidak jarang kita bertanya-tanya, mengapa kita harus mengalami ini atau itu dalam kehidupan. Namun, betapa pun pertanyaan-pertanyaan tersebut belum menemukan jawabannya, kita tetap harus melanjutkan hidup dari hari ke hari. Biasanya, baru sesudah peristiwa-peristiwa itu terjadi, kita memahami mengapa ini atau itu tadi terjadi, dan menjadi bagian yang berguna dalam perjalanan hidup kita.
Agar hidup ini tidak menjadi sekedar perubahan tanggal – bulan – tahun, kita perlu memaknai setiap pengalaman sebagai peluang dan kesempatan belajar dari Tuhan, untuk menjadikan kita lebih bijaksana dan lebih beriman. Hal ini sudah dibuktikan oleh orang Israel, yang terus berlanjut dirasakan juga oleh Jemaat Kristen pada era Perjanjian Baru. Sekarang, giliran kita!. (Dian Penuntun edisi 18, halaman 157 – 158).
Tinggalkan Balasan