Renungan Minggu, 7 Desember 2014 – Minggu Adven II
Minggu Adven bukanlah sekadar masa bagipanitia Natal untuk bersiap-siap menyongsong Natal, dan jemaat menghitung-hitung (masih) berapa minggu lagi Natal tiba, dengan melihat lilin ungu yang dinyala Ibu Acir Andriana 7 Deskan. Adven adalah mengenang kedatangan Yesus Kristus di masa lalu-dalam rupa Seorang Bayi- tetapi juga penantian akan kedatangan-Nya yang kedua kali ke dalam dunia kelak, ketika dunia ini berakhir dan diubah menjadi langit dan bumi yang baru. Minggu Adven hendak menjadikan kita waspada dan siap menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali. Kesiapan itu kita tunjukkan dengan kesediaan terus mendengar seruan Tuhan, dan menanggapinya dengan melakukan pembaruan-pembaruan hidup.
Kapankah Tuhan Yesus datang kembali ke dalam dunia? Tak seorang pun dapat menjawabnya dengan pasti. Konsep waktu yang kita miliki berbeda dengan konsep waktu-Nya Tuhan yang mengendalikan sejarah dan kehidupan. Walau demikian, selama masih hidup, kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mengenal, memiliki relasi yang dekat, percaya, dan setia kepada Dia. Kehidupan yang kita miliki ini rapuh, dan dengan kerapuhan ini kita justru belajar untuk peka terhadap kehadiran Tuhan, sehingga kita percaya dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Sayangnya, terkadang banyak orang menunda-nunda: Menunda untuk percaya kepada Tuhan, menunda untuk bertobat, menunda untuk memperbarui diri: Seakan-akan kitalah pemilik kehidupan dan waktu. Dalam hidup kita, Tuhan berseru melalui berbagai hal: firman, pengalaman hidup, orang lain, atau hati nurani, agar kita terus mendekatkan diri kepada-Nya, bertobat, dan memperbaiki diri. Jangan menunda untuk secara proaktif merespons seruan Tuhan. Lakukanlah pembaruan hidup. (Dian Penuntun – Masa Adven).
Tinggalkan Balasan