Renungan Minggu, 24 Januari 2021
Andar Ismail dalam “Selamat Ribut Rukun” menuliskan sebuah uraian yang menarik tentang nilai diri. “Nilai Diri” adalah sebuah istilah yang sangat fundamental dalam hidup manusia. Namun barangkali juga jarang kita dengar, apalagi renungkan dalam hidup kita sehari-hari. Andar Ismail mengatakan bahwa orang yang bernilai diri tinggi mengatahui keunggulan pada dirinya, tetapi juga mengetahui dan menyadari kelemahannya. Ia tidak malu jika kelemahannya diketahui orang.
Orang yang bernilai diri tinggi bisa menghargai kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Ia tidak malu mengagumi keberhasilan orang lain. Sedangkan orang yang bernilai diri rendah merasa tidak memiliki kelebihan pada dirinya. Yang diketahui hanyalah kelemahan-lemahannya. Ia juga bersikap iri hati terhadap orang yang memiliki keunggulan, dan tidak mau mengakui keberhasilan orang lain. Nilai diri adalah penilaian menyeluruh yang ada pada seseorang tentang dirinya.
Berangkat dari uraian tersebut kita memahami bahwa setiap individu pasti memiliki nilai dirinya masing-masing yang terbentuk mealalui proses/dinamika kehidupan yang berbeda-beda. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga sejak kecil juga turut membentuk nilai diri seseorang. Demikian pula dengan latar belakang pendidikan, profesi, komunitas pergaulan, dsb. Nilai diri itulah yang pada akhirnya juga turut membentuk “worldview” atau cara seseorang memandang dunia ini dengan segala serba-serbinya “Worldview” di sini meliputi cara seseorang memandang materi, relasi, waktu, manusia, pekerjaan, dst.
Sebagai orang percaya kita pun menyadari bahwa tak selamanya nilai-nilai diri yang kita bangun dan kita hidupi selalu selaras dengan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diberitakan dalam Kitab Suci. Dengan perkataan lain, tak selamanya “worldview” kita selalu selaras dengan “worldview” Kerajaan Allah itu sendiri. Di tengah dunia yang kian berorientasi pada materialisme dan pragmatisme, umat Allah justru diminta untuk berorientasi pada Kristus dan pekerjaan-pekerjaan-Nya.
Pada Minggu III sesudah Epifani kali ini, melalui pengalaman Simon, Andreas, Yakobus, Yohanes dan Yunus, umat diajak untuk merenungkan nilai-nilai diri yang dimilikinya dan menyelaraskannya dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. (Dian Penuntun Edisi 31).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 1:1-2
- MAZMUR 65:1-3;(B)
- NKB 162:1,4
- PKJ 103:1-3
- KJ 365B:1,4,5
- KJ 247:1-2
Tinggalkan Balasan