Renungan Minggu, 25 Desember 2022
Natal pertama penuh dengan kesederhanaan, kala itu tidak ada pohon Natal, tidak ada hadiah Natal, tidak ada sinterklas, tidak ada makna … alias makanan natal… yang ada adalah kesederhanaan.
Yesus lahir di kandang binatang … menunjukkan kerelaan-Nya lahir di tempat yang sederhana… bayangkan … bayi Yesus dibungkus dengan lampin dan dibaringkan di palungan. Raja di atas segala raja harus lahir di tempat yang seperti itu … sangat tidak layak … Seharusnya bayi Yesus lahir dimana? Seharusnya bayi Yesus lahir di Kamar yang luas dan bersih, permadani yang indah, seharusnya Ia lahir di Rumah Bersalin yang termewah di dunia dengan Dokter Bersalin yang paling terkenal dan paling berpengalaman. Seharusnya Ia dibaringkan di Ranjang Baby yang paling bersih, dengan baju baby yang termahal, terindah lengkap dengan sepatu dan perlengkapan bayi yang terbaik.
Mungkin bagi banyak orang tempat yang paling pas, paling cocok, paling harmoni Yesus lahir di Istana Herodes, itulah sebabnya orang-orang Majus yang datang dari Timur juga mencari Bayi Yesus di Istana Herodes. Sebetulnya di dunia ini tidak ada tempat yang layak untuk bayi Yesus, karena dunia ini telah tercemar dengan dosa, kemewahan/kemegahan dunia tidak ada yang dapat menandingi keagungan, kebesaran, kemuliaan Kristus sang Raja di atas segala Raja.
Namun Tuhan Yesus lahir di tempat yang Sangat bersahaja, sederhana …Yesus lahir dalam kesederhanan. Ia lahir dari seorang wanita yang tidak terkenal; dan seorang ayah yang sederhana dengan pekerjaan sebagai tukang kayu. Tak ada yang istimewa dan diistimewakan saat kelahiran-Nya. Semuanya berlangsung secara wajar, apa adanya, alami, dan sederhana.
Allah juga memakai orang-orang sederhana, Allah menyampaikan berita natal yang pertama kepada para Gembala. “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (2:10).
Para gembala merupakan kelompok orang dari kalangan bawah yang dianggap rendah di struktur masyarakat Palestina pada awal abad pertama. Mereka juga adalah orang-orang yang dianggap tidak jujur, hidup penuh dengan kebohoingan, tetapi kepada mereka juga dipercaya berita sukacita yang luar biasa
Bukankah seharusnya berita natal disampaikan kepada para imam? Karena imam adalah orang yang dianggap suci, Bukankah Imam adalah pemuka agama yang paling bergengsi, suci.
Tetapi mengapa berita sukacita itu diberitakan kepada para gembala? Inilah anugerah Allah.
Natal selalu mengingatkan kita tentang anugerah Allah yang besar kepada kita. Kita tidak lebih baik dari para gembala, kita juga adalah orang yang menerima anugerah keselamatan dari Tuhan. Mari kita siarkan berita kelahiran Tuhan Yesus kepada orang lain, agar mereka juga mengalami sukacita keselamatan di dalam Kristus. hs/hs.
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 119:1-4
- Di Dalam Keterbatasan, Lahirlah Penebus (Bait1-4); ; ;
- PKJ 63:1-4
- Mazmur 97
- KJ 129:1-3
- KJ 120
Tinggalkan Balasan