Renungan Minggu, 23 Januari 2022
Beberapa tahun belakangan, istilah SJW kerap muncul dalam banyak percakapan khususnya di media sosial. SJW adalah singkatan dari Social Justice Warrior yang berarti pejuang keadilan sosial. Istilah ini menunjuk kepada orang-orang yang lantang berbicara tentang persoalan keadilan sosial dan kerap memberi kritik pada ketidakadilan.
Dari istilahnya saja, kita bisa melihat bahwa cita-cita perjuangan itu adalah hal yang baik dan mulia yaitu terciptanya keadilan sosial. Hal itu juga bisa dilihat sebagai salah satu bentuk mewujudkan sila kelima Pancasila yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'”.
Sayangnya semakin ke sini, maka istilah SJW justru bermakna peyoratif. Istilah ini menjadi semacam tuduhan bahkan ejekan bagi mereka yang cerewet terhadap isu-isu keadilan sosial. Di satu sisi, narasi semacam ini digulirkan demi melemahkan upaya-upaya perjuangan keadilan sosial. Dengan memberi cap negatif pada SJW maka masyarakat akan ill-feel dan tidak tertarik untuk turut serta dalam perjuangan itu.
Disisi lain, perlu diakui bahwa ada oknum-oknum yang sengaja memanfaatkan isu-isu keadilan sosial dalam rangka mendapat keuntungan. Orang-orang macam ini tampil seakan-akan memperjuangkan keadilan sosial dengan mengritik habis-habisan tatanan yang tidak adil, namun sesungguhnya punya agenda terselubung di balik itu.
Dalam konteks demikian, leksionari hari ini menjadi penting dan relevan. Penting karena apa yang kita baca dalam Injil Lukas memberi makna teologis pada perjuangan keadilan sosial. Relevan karena memberi inspirasi hikmat dalam menghayati keikutsertaan kita mewartakan apa yang diwartakan oleh Yesus sendiri. Dengan demikian, segala perjuangan keadilan sosial itu dimaknai dalam terang pewartaan akan tahun rahmat Tuhan.
Selain itu dari bacaan Nehemia 8 dan Mazmur 19, kita diingatkan bahwa setiap orang yang mewartakan tahun rahmat Tuhan haruslah diilhami dan dikawal oleh kuasa firman Tuhan. Tanpanya, maka pewartaan tahun rahmat Tuhan dapat menjadi selubung kepentingan pribadi dan bukan kepentingan Allah.
Demikian juga dengan surat Korintus yang menjadi pengingat, agar upaya mewartakan tahun rahmat Tuhan tidak dilakukan dengan cara-cara yang justru merusak apa yang sedang diwartakan. (Dian Penuntun Edisi 33).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 242:1,2
- PKJ 43:1-3
- KJ 383:1-2
- Mazmur 19:(Buku B)
- PKJ 148:1,4
- KJ 432:1-2
Tinggalkan Balasan