Renungan Minggu, 14 Oktober 2018
Hati yang melekat pada dunia dan bukan pada Allah adalah sebuah persoalan utama dalam hidup bersama di dunia ini. Hati yang melekat kepada dunia adalah sumber dari banyak kejahatan yang dilakukan oleh manusia dalam hidupnya. Keserakahan, kesombongan, dan semua keegoisan dimunculkan oleh hati manusia yang melekat pada dunia ini.
Kebanyakan orang hari ini semakin hidup hedonis dan konsumtif. Cara hidup yang hedonis dan konsumtif telah membuat banyak orang menikmati hidupnya sendiri tanpa peduli pada orang lain. Bahkan kekristenan tidaklah imun dengan gaya hidup yang hedonis dan konsumtif. Budaya hedonis kini telah merasuk dalam hidup beragama. Kekristenan yang hanya dibuat menarik secara entertain untuk memenuhi keinginan umatnya, tanpa disertai hidup yang peduli dengan sekelilingnya. Hidup beragama pun hari ini tidak dipungkiri hanya untuk mengejar sebuah kenikmatan atau kesenangan atau kepentingan secara manusia tanpa pernah sungguh-sungguh hidup bagi Allah dan sesama.
Kerajaan Allah adalah sebuah seruan Injil yang penting. Seruan untuk mewujudkan kehidupan yang berpusat kepada Allah. Kerajaan Allah bukan soal tempat, tetapi pemerintahan Allah dalam hidup setiap orang yang percaya. Mengikut Yesus dan hidup seperti Yesus menjadi wujud nyata akan pemerintahan Allah dalam hidup kita. Kerajaan Allah yang hadir dalam kasih Allah (Yesus Kristus) memanggil kita untuk menghadirkan kasih yang sama. Kerajaan Allah bukanlah sebuah tempat untuk kita nikmati sendiri, tetapi pemerintahan Allah atas kita, agar kita hidup bersama orang lain dalam cinta kasih seperti Allah. (Dian Penuntun Edisi 26).
Tinggalkan Balasan