Renungan Minggu, 15 Oktober 2017
Berita bahwa Tuhan mengasihi semua orang dan kasih-Nya diperuntukkan kepada orang-orang tertentu bukanlah berita baru bagi umat percaya. Hampir semua orang mengerti bahwa dirinya adalah orang berdosa yang beroleh kasih karunia Tuhan. Namun, alih-alih hidup dalam rasa syukur karena telah dilayakkan Tuhan, banyak orang justru senang menilai kelayakan orang lain.
Undangan Tuhan kepada orang-orang berdosa digambarkan dalam perumpamaan Yesus melalui perjamuan kawin. Ajakan dalam perjamuan sukacita itu diperuntukkan bagi orang-orang yang sebenarnya tidak termasuk dalam undangan. Namun, mereka dibuat layak untuk hadir dalam perjamuan kawin yang membawa kepuasan dan sukacita. Dalam rasa syukur dan sukacita oleh karena yang tidak pantas menjadi pantas, hendaknya setiap orang yang hadir datang dengan kesiapan (pakaian pesta).
Di hari Minggu ini, umat dibawa untuk kembali menghayati dan mengalami undangan Tuhan yang berlaku bagi semua orang. Bersyukur dan memperjuangkan hidup yang pantas di hadapan Tuhan adalah hal yang harus dibangun dalam kehidupan. Hidup ini merupakan wujud iman yang akan nampak dalam kehidupan sehari-hari, juga dalam hal memandang sesama sebagai orang yang sama-sama berdosa dan sama-sama layak untuk menerima undangan Tuhan. Umat diundang untuk mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari, dalam keluarga, lingkungan pekerjaan/studi, dan di tengah masyarakat. (Dian Penuntun Edisi 24).
Tinggalkan Balasan