Renungan Minggu, 19 September 2021
Salah satu hasrat manusia adalah menjadi seorang pembesar atau terkemuka. Betapa tidak, seorang pembesar akan selalu mendapat perlakuan istimewa: pertama dan diutamakan. Kata Yunani protos Menggambarkan dengan tepat status dan perlakuan terhadap seorang pembesar, Protos, berarti “orang-orang terkemuka” (Markus 6:21). Penguasa, bangsawan, orang kaya, dan orang-orang yang berpengaruh dalam masyarakat sering kali disebut protos.
Protos juga dapat berarti “pertama” dalam arti urutan (pertama, kedua, ketiga, dst). Dengan demkian, orang-orang terkemuka akan sclalu didahulukan, dipertamakan. Siapa sih yang tidak ingin menjadi protos? Status dan perlakuan yang istimewa inilah yang mendorong manusia dari segala tempat dan abad berlomba-lomba menjadi orang yang terkemuka.
Seorang pembesar atau terkemuka selalu ada tempat, meski harus menyingkirkan tempat orang lain. Di mana dan ke mana pun seorang pembesar akan selalu disambut. Ya, sambutan istimewa! Dalam pola pikir seperti inilah kita maklum kalau para murid pun tidak steril dari keinginan menjadi protos. Maka tidak mudah bagi mereka untuk memahami jalan derita dan pelayanan.
Berulang Yesus mengingatkan jalan derita yang harus dilalui-Nya, alih-alih mereka mendengarkan suara-Nya, hasrat diri nyatanya lebih dominan. Bahkan, jika kita mengingat beberapa bulan lalu (dalam Minggu Transfigurasi) ditegaskan oleh suara surgawi sendiri bahwa para murid ini harus mendengarkan suara-Nya. Nyatanya, ketika mereka turun gunung yang dingat adalah kemuliaan itu sehingga dalam perjalanan mereka bertikai memperebutkan siapa yang paling utama.
Yesus seolah mendiamkan pertikaian dalam perjalanan itu. Tetapi sesungguhnya tidak. la menggunakan-Nya sebagai bahan ajar. Lalu, sesampainya di rumah itu, la memeluk seorang anak kecil sambil mengatakan bahwa, “Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barang siapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku” (Markus 9:37).
Yesus mengajarkan, alih-alih menjadi orang yang disambut, para murid harus menyambut siapa pun, terutama orang-orang yang paling sederhana, hina dan berada di tempat paling akhir. (Dian Penuntun Edisi 32).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 6:1-2
- Mazmur 54:3-9
- NKB 131:1-2
- KJ 189:1-2
- NKB 96:1-2
- NKB 210:1-3
Tinggalkan Balasan