Renungan Minggu, 11 Desember 2011
Bila ditanyakan pada kita tentang bersaksi, bagaimanakah jawaban kita? Sebagai gereja, mungkin saja ada di antara kita yang memahami kesaksian sebagai tindakan-tindakan “spektakuler”, seperti memberi makan banyak orang, menyelenggarakan pasar murah, pengobatan gratis, dan sebagainya. Tindakan-tindakan seperti ini dilakukan oleh banyak gereja.
Memang, tindakan ini bukan tindakan yang salah. Akan tetapi, di balik tindakan ini, apakah terdapat kesadaran terhadap kewajiban-kewajiban iman di dalam Kristus? Apakah kegiatan-kegiatan ini hanya demi tujuan dan alasan praktis, seperti pengurusan rumah ibadah, menjaga ‘jaring pengaman sosial’, dan membuat kesan baik pada masyarakat, dan seterusnya?
Alasan- alasan ini adalah ‘sekunder’, yang sebenarnya merupakan alasan tambahan, bukan yang utama. Alasan utamanya adalah bagaimana melalui kesaksian itu kita mewujudkan rasa syukur atas penyertaan Tuhan, dan bagaimana menyatakan Sang Terang itu dalam tindakan kita.
Kitab Yesaya dan Mazmur memberi pesan bahwa memulai kesaksian bukan dengan keberhasilan yang diraih, tetapi dengan menunjukkan sikap dan perbuatan dalam kebenaran Allah; keberhasilan adalah bentuk pemenuhan janji, merupakan alat untuk bersaksi pada dunia. Injil Yohanes menyaksikan tentang ketulusan dan kesederhanaan, sekaligus tentang bagaimana Yohanes Pembaptis mengarahkan dirinya pada Yesus semata, dan tidak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri.
Tinggalkan Balasan