Renungan Minggu, 27 Januari 2013
Ketika membaca Alkitab, terkadang kita merasa firman Tuhan itu kurang aktual dan relevan dengan hidup karena tidak menjawab keinginan dan harapan kita. Apakah benar firman Tuhan demikian? Jangan-jangan, kitalah yang enggan mendengarkan suara Tuhan melalui firman yang sedang kita baca. Itulah sebabnya kita gusar, resah, tidak mendengar, bahkan marah kepadaNya. Bukankah alasan seperti inilah yang sering mengganggu kita untuk mendengarkan suaraNya?
Ada dua sikap yang dapat dipilih saat berhadapan dengan firman Tuhan. Pertama, terbuka dan berani introspeksi atau mawas diri. Kedua, tertutup dan menolak mendengar suaraNya karena tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dalam kisah Injil, kita menyaksikan penolakan orang-orang terhadap Kristus sebagai penggenapan firman Tuhan tentang Mesias, mereka tidak dapat menerima Mesias sebagai anak dari tukang kayu.
Contoh yang sebaliknya ditunjukkan oleh sikap orang-orang Israel setelah pulang dari pembuangan. Ketika mereka mengadakan perkumpulan atau peribadatan, dan di sana dibacakan Taurat Tuhan, umat menanggapi pembacaannya dengan antusias dan serius. Mereka begitu terbuka dan introspektif, sehingga mereka tersentuh oleh isi Taurat Tuhan itu. Mereka sungguh-sungguh menyesali apa yang telah mereka dan nenek moyang mereka lakukan dulu. Mereka semua menangis dan berdukacita mengingat dosa-dosa tersebut.
Perenungan minggu ini mengajak umat Tuhan untuk belajar terbuka dan berani melakukan introspeksi ketika membaca dan mendengarkan firman Tuhan.
Tinggalkan Balasan