Renungan Minggu, 19 Maret 2023
Pernahkah kita mendengar frasa yang menggunakan kata “toxic”? Semisal toxic people, toxic relationship, toxic feminism, toxic masculinism, dan lain sebagainya. Secara harfiah toxic berarti “racun” atau “beracun”. Kata ini memang biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu zat ataupun obat yang beracun. Namun penggunaan istilah toxic yang dilekatkan pada suatu kata lain tertentu, sebenarnya punya makna yang berbeda. Toxic atau sifat toxic adalah istilah untuk menggambarkan suatu hubungan dan sikap yang tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang.
Hubungan dan sifat beracun (toxic) secara mental, emosional, dan bahkan mungkin secara fisik, akan merusak salah satu atau semua orang yang berelasi di dalamnya. Hal itu terjadi oleh karena individu yang beracun memiliki sifat yang sering menyusahkan dan merugikan orang lain. Ia biasanya menebarkan sesuatu yang negatif ke lingkungan sekitarnya, cenderung egois, tidak mau mengakui kesalahan, sering merendahkan orang lain, senang memanipulasi orang lain, merasa dirinya paling benar, dan tidak punya rasa empati. Berhadapan dengan individu atau kelompok yang demikian, tentu menimbulkan pergumulan dan persoalan tersendiri. Kita bisa menerima tekanan dari perbuatan toxic mereka atau kita justru pribadi yang bersikap dan bersifat yang toxic.
Minggu ini merupakan Minggu Prapaskah IV. Minggu Prapaskah IV disebut laetare atau “bersukacitalah bersama-sama Yerusalem” (Yesaya 66:11) dan juga Paskah Kecil 1. Kisah Yesus yang menyembuhkan seorang yang buta sejak lahir menjadi inspirasi bagi kita untuk belajar dan bersikap menghadapi komunitas yang diskriminatif dan toxic. Melalui tema “Menjadi Terang di Tengah Toxic Community” kita ingin belajar pentingnya dukungan, penguatan, dan pertolongan bagi setiap orang di sekitar kita. (Dian Penuntun Edisi 35).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- Berbaliklah Kepada Tuhan (2x)
- KJ 405:1-3
- KJ 158:1,2,4
- Tuhanlah Kes’lamatanku – Mazmur 23
- KJ 450:1,2,5
- KJ 425:1,2,3
Tinggalkan Balasan