Renungan Minggu, 20 Agustus 2023
Gema dari 17 Agustus sudah sepantasnya mewarnai seluruh gereja di Indonesia, terutama Gereja Kristen Indonesia yang mengakui bahwa dirinya tidak akan pernah terpisahkan dari segala pergumulan dan jiwa dari Bumi Nusantara ini.
Membaca kehidupan seorang perempuan Kanaan yang berasal dari bangsa yang musuh dari bangsa Yahudi. Kita akan berdecak kagum oleh sentilan manisnya yang bridging the gap atau filling the gap between two Nations. Ketegangan antara Israel Utara dan Israel Selatan kini kehilangan kekentalannya, menjadi peristiwa sederhana yang entah kenapa Yesus memilih diam di awal lalu menjawab seolah menolak namun pada akhirnya perempuan Kanaan itu mendapatkan yang ia inginkan. Keadilan seperti apakah yang tersimpan dalam kisah indah ini?
Konteks hidup di Indonesia menyajikan hal-hal yang juga menjangkiti hampir seluruh bangsa di dunia, yaitu perilaku diskriminatif dari skala besar sampai kecil dan dari pelaku hingga korban. Gereja tidak imun juga jika berbicara mengenai hal ini, walau semoga sang pelaku hanya butuh waktu untuk sadar. Tanpa mengurangi rasa cinta kita pada negeri ini, setidaknya kita dimampukan memisahkan perilaku buruk seseorang dan orang itu sendiri. Bahwa setiap insan tetap menjadi tujuan Injil kasih yang bersumber pada Kristus. (Dian Penuntun).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 23:1,2,4
- KJ 467:1,2,3; 2
- NKB 138:1
- Mazmur 67
- NKB 144
- NKB 212:1-3
Tinggalkan Balasan