Renungan Minggu, 13 November 2011
Saudara, kedatangan Tuhan Yesus kembali adalah sebuah kebenaran dan janji Tuhan yang pasti digenapi, meskipun kita tidak tahu kapan dan saatnya. Dan memang bukan persoalan kita untuk menghitung menit, jam, dan hari kedatanganNya, melainkan sikap yang dituntut dari kita adalah meningkatkan spiritualitas kita dengan jalan meninggalkan dosa-dosa kita dan menjalani panggilan hidup kita dengan sebaik-baiknya.
Dalam kitab Zefanya Tuhan melalui nabiNya mengingatkan hari kedatanganNya sebagai hukuman bagi mereka yang terus menerus hidup dalam dosa. Mereka hidup dalam dosa yang bertumpuk-tumpuk, mengental seperti anggur di atas endapannya. Mereka merasakan bahwa Tuhan acuh tak acuh terhadap apa yang mereka lakukan, Tuhan tidak berbahaya dan lepas tangan terhadap mereka. Dan ini adalah sikap hidup yang keliru dalam menantikan kedatanganNya.
Dalam Matius 25:14-30 sebagai bagian dari Kotbah Yesus tentang akhir zaman, kita diingatkan tentang sikap hidup yang semestinya kita miliki dalam menantikan kedatanganNya kembali, yaitu setia memakai setiap talenta yang telah Tuhan karuniakan bagi setiap anak-anakNya dengan setia, maksimal dan bertanggungjawab. Namun, meskipun ini adalah kehendak Tuhan bagi kita, tetapi realitanya orang-orang meresponi kehendak Tuhan ini dengan beragam tanggapan. Ada yang meresponi kehendak Tuhan ini dengan baik sehingga mendapatkan pujian dan promosi dari Tuannya, sebaliknya ada yang mengabaikan, mensia-siakan talenta yang dipercayakan kepadanya sehingga mendapatkan hukuman dari Tuannya. Pertanyaannya adalah yang mana yang menggambarkan sikap dan respon kita dalam menantikan kedatangan Tuhan kembali?
Tinggalkan Balasan