Renungan Minggu, 21 Juli 2013
Injil Lukas 10:38-42 memberikan catatan betapa pentingnya untuk mengetahui dan mendengarkan sabda Tuhan. Maria telah menunjukkan pilihannya yang terbaik, dengan selalu mendengarkan perkataan Yesus. Agak berbeda dengan Marta, yang justru ingin di dengar Yesus. Ia merasa Tuhan tidak peduli kepadanya. Tanpa sadar ia menuntut Tuhan memberikan apresiasi atas jerih payahnya. Apakah pelayanan yang dilakukan oleh Marta ini dapat dikatakan pelayanan yang tulus? Apakah Marta benar-benar mengasihi Tuhan atau sebenarnya ia mengasihi dirinya sendiri?
Kejadian 18:1-10 Kisah tentang Abraham. Ia sibuk melayani tamunya, yang ternyata Allah dalam kunjungan teofani. Tetapi sementara ia sibuk melayani, ia tidak kehilangan kesempatan untuk mendengarkan sabda Tuhan. Jadi persoalannya disini bukan sibuk atau tidak, tetapi apakah kita punya cukup ruangan di hati kita bagi kehadiran Dia?
Pada akhirnya sebagaimana nasihat Rasul Paulus kepada jemaat Kolose, setiap orang harus bertumbuh dalam pengenalan akan Allah dan kehendak-Nya. Kristus adalah penyataan Allah yang sempurna. Inilah anugerah yang besar. Seperti yang diungkapkan pemazmur: “Siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Orang yang berlaku tidak bercela. Adakah orang yang berlaku tidak bercela? Jawabannya tidak ada, bukan? Kecuali oleh anugerah Allah yang telah dinyatakan kepada kita. Dia sendiri yang menghampiri kita. Tanpa itu, kita tidak mungkin menghampiri Dia. (Dian Penuntun Edisi 16).
Tinggalkan Balasan