Renungan Minggu, 30 Oktober 2011
Korupsi menjadi ”roh jahat” masa kini. Walau tulisan ini dibuat, korupsi oknum pejabat di Departeman Pajak, berkolusi dengan hakim dan jaksa dan oknum pejabat lain, menjadi sebuah peristiwa yang menghebohkan dan menutupi berita heboh lainnya (skandal Bank Century).
Dalam kasus ini ada gejala yang menarik, yaitu bahwa mereka yang punya ”privilege” mengumpulkan uang pajak untuk disetorkan ke negara guna membiaya kehidupan bernegara ternyata menyalahgunakan wewenang dan kekuasaan mereka dengan perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Petinggi kepolisian dan petinggi kejaksaan serta presiden berupaya menyelesaikan skandal ini, entah dengan sungguh-sungguh atau setengah hati karena kebiasaan ”ewu pakewuh”. (Bercermin dari peristiwa ini), apakah kita terpanggil untuk menyatakan sebuah kehidupan yang utuh dalam spiritualitas dan perbuatan yang adil? Apakah kita berani untuk secara mandiri membela nilai-nilai keadilan? Yang kita miliki dari Tuhan, sebagai ukuran moralitas hidup keseharian?
Panggilan Allah kepada kita adalah untuk memahami keadilan-Nya, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga keadilan normatif menjadi keadilan sosial. Daud dan Paulus adalah 2 tokoh yang mencari keadilan di tengah-tengah konteks kehidupan mereka masing-masing.
Tekanan dari orang-orang yang berniat jahat dengan ”membengkokkan keadilan”, tidak akan mampu menggoyahkan panggilan mereka sebagai orang-orang yang Tuhan pilih untuk menyatakan adanya ”Keadilan Allah” yang tersedia dengan cukup, dan mencukupkan keadilan umat yang dikasihi-Nya. Ironis, ketika orang-orang yang memegang kuasa dan jabatan dalam masyarakat sebagai pengajar dan peneladan keadilan, ternyata tidak bisa menjalankan panggilan mereka karena mereka menggunakan pengetahuan dan pengajaran tentang keadilan hanya demi keuntungan diri sendiri, dan mengabaikan perbuatan keadilan yang justru dibutuhkan orang banyak. Yesus memberikan contoh bagaimana Dia yang Berkuasa melakukan keadilan dalam kerendahan hati sebagai pelayan. Contohnya: Yesus menjungkirbalikkan perilaku ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang tidak mau merendahkan diri untuk menolong mereka yang diperlakukan tidak adil.
Tinggalkan Balasan