Renungan Minggu, 30 Januari 2022
Ketika melakukan sesuatu yang baik, belum tentu orang lain menganggap itu baik dan menerimanya dengan sukacita. Orang juga bisa kecewa dan menolak hal baik yang kita lakukan. Ketika kita memperjuangkan kebenaran dan kebaikan, orang lain juga bisa menaruh curiga hingga akhirnya menolak bahkan menentang perjuangan kita. Demikian pula halnya dengan pewartaan Kabar Baik dari Allah. Perjuangan itu juga bisa mengalami penolakan.
Bagaimana cara seseorang menghadapi penolakan itu memang beragam. Ada yang kecewa ketika mengalami penolakan, sehingga tidak mau lagi meneruskan perjuangan. Ada yang berkecil hati ketika mengalami penolakan, sehingga kuatir dan takut untuk melanjutkan.
Adapula yang tetap melanjutkan perjuangannya, sekalipun marah dan sakit hati ketika mengalami penolakan. Sayangnya, perjuangan itu justru lebih diwarnai amarah dibanding diwarnai kasih. Akibatnya, karya kasih justru diwartakan melalui cara-cara yang bisa jadi bertentangan dengan prinsip kasih itu sendiri.
Melalui tema ibadah ini, umat diajak untuk menyadari bahwa penolakan merupakan resiko yang sangat mungkin dialami ketika memberitakan Kabar Baik. Kita tidak mungkin mengharapkan bahwa pemberitaan kita selalu diterima dengan wajah gembira. Ada kalanya pemberitaan kita ditanggapi dengan sinis, dengan curiga bahkan dengan penolakan keras.
Namun di sisi yang lain, umat juga diajak untuk menghayati bahwa penolakan seharusnya tidak menghentikan kita memperjuangkan apa yang baik. Perjuangan itu perlu dilanjutkan bukan dengan amarah dan sakit hati tetapi dengan kasih.
Dari bacaan Injil kita menemukan bahwa Yesus sendiri pun tidak luput dari pengalaman penolakan. Padahal orang-orang yang menolak adalah mereka yang tahu bahwa Yesus melakukan banyak hal baik. Dari bacaan pertama kita menghayati bahwa panggilan Yeremia untuk menyampaikan firman Tuhan adalah panggilan kita juga sebagai umat Tuhan di masa kini.
Tuhan meneguhkan Yeremia muda yang merasa tak pandai bicara dan takut pada orang-orang sebangsanya. Hal serupa juga kita jumpai dalam Mazmur 71 yaitu permohonan pemazmur agar selalu dalam perlindungan Allah. Selanjutnya, melalui bacaan kedua kita belajar untuk menghadapi penolakan itu dengan kasih. (Dian Penuntun Edisi 33).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 17:1-2
- KJ 257:1-2
- KJ 389:1-3
- Mazmur 71:1-6
- NKB 32B:1,3
- PKJ 179:1-2
Tinggalkan Balasan