Renungan Minggu, 8 Januari 2023
Pada hari Minggu ini, Minggu ke-1 sesudah Epifania, Gereja memasuki Minggu Biasa ke-1. Sekalipun disebut masa Minggu Biasa, bukan berarti menjadi tidak penting atau bisa dinomorduakan, melainkan sangat istimewa. Karena, sejak awal hari Minggu dipandang dan dipahami sebagai hari kebangkitan Yesus Kristus. Minggu adalah paska setiap pekan. Dan pada hari Minggu ini, Gereja memperingati dan merayakan peristiwa Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan.
Apakah Yesus berdosa sehingga harus dibaptis? Pertanyaan seperti ini bisa saja dimunculkan di sekitar peristiwa pembaptisan Yesus. Karena baptisan Yohanes Pembaptis adalah baptisan pertobatan yang disertai dengan pengakuan dosa (Mat 3:6, 11a).
Yesus tidak berdosa tetapi Ia mau menanggung dosa manusia (2 Kor. 5:21, 1 Ptr 2:22-24). Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis bukan berarti Ia mau bertobat, melainkan Ia mau memasuki komunitas baru, komunitas orang-orang yang bertobat melalui baptisan Yohanes Pembaptis.
Dan sebagai Anak yang berkenan kepada Allah, Bapa-Nya, Ia belajar taat kepada Allah, Bapa-Nya (Mat. 3:17; Ibr. 5:8). Dengan ketaatan-Nya, Ia menggenapi kehendak Allah, Bapa-Nya (Mat. 3:15). Sehingga pembaptisan-Nya merupakan wujud nyata solidaritas-Nya, sekaligus menegaskan bahwa baptisan bukanlah sarana mencari perkenanan Allah melainkan diperkenan Allah.
Baptisan adalah tanda dan meterai orang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus dengan hidup di dalam pertobatan dan ketaatan. Dengan baptisan seseorang diinisiasi ke dalam persekutuan Allah Trinitas sehingga tidak hidup menurut keinginan sendiri, melainkan keinginan Roh Kudus. Ia diajak melakukan reformasi dan mengalami transformasi hidup menjadi serupa Yesus.
Karena baptisan bukan sekedar mengikut tradisi atau ritual keagamaan yang dilakukan sekali seumur hidup, melainkan sebuah panggilan dinamis untuk membarui hidup secara terus menerus. Panggilan untuk menggenapi kehendak Allah di dalam kehidupan orang percaya yang membawa misi Kerajaan Allah dan pesan pembaruan hidup isi dunia. (Dian Penuntun Edisi 35).
Tinggalkan Balasan