Renungan Minggu, 12 Mei 2019 – Minggu Paskah IV
Kehidupan keagamaan kita pun berputar setiap tahun dalam perayaan-perayaan hari raya gerejawi. Bukan hanya paskah tetapi ada banyak lagi hari raya gerejawi yang kita rayakan sesuai kalender gereja. Tidak jarang kehidupan beragama kita seperti berjalan terseok-seok oleh waktu. Baru selesai perayaan yang satu, kalender gerejawi kita telah siap membawa kita pada perayaan berikutnya.
Karena itu acapkali terdengar ungkapan “wah sudah mau acara ini lagi padahal belum nafas”. Akhirnya kita pun menjadi umat selebrasi yaitu umat yang aktif menjaga dan merayakan hari raya keagamaan dengan konsisten, tekun, dan semarak, tetapi terlewati untuk belajar mengenai karya Bapa di dalam Tuhan Yesus, mendengar suara-Nya, dan mengikuti-Nya.
Situasi seperti inilah yang juga dialami oleh orang-orang Yahudi pada masa Tuhan Yesus. Sebagai orang Yahudi mereka pun kaya akan peringatan hari-hari raya keagamaan. Salah satunya adalah hari raya Pentahbisan Bait Allah. Mereka sudah merayakan hari raya itu hampir dua ratus tahun sebelum Tuhan Yesus. Mereka bukan hanya merayakan tetapi juga menjaga dengan sebaik-baiknya perayaan tersebut.
Namun, justru disinilah letak permasalahan kehidupan beriman mereka. Perayaan yang mereka lakukan tidak menolong mereka kepada pengenalan akan pekerjaan-pekerjaan Allah dan firman-Nya. Merekapun terjebak menjadi umat selebrasi, padahal Allah menginginkan mereka menjadi umat domba Allah. Lalu apa yang membuat hal itu terjadi? Pembacaan Injil minggu ini akan menolong kita memahami persoalan tersebut dan bagaimana supaya terlepas dari kondisi itu.
(Dian Penuntun Edisi 27).
Tinggalkan Balasan