Renungan Minggu, 4 Desember 2022
Minggu-minggu Adven mengingatkan kita akan dua hal penting. Pertama, masa persiapan untuk mengingat peristiwa kelahiran Yesus di Bethlehem sebagai Juruselamat bagi manusia. Yang kedua mengingatkan dan mengarahkan kehidupan kita untuk menyambut kedatanganNya kembali sebagai Hakim yang menilai kualitas kehidupan semua orang. Oleh sebab itu, memperlihatkan sikap hidup yang diwarnai oleh kesediaan untuk hidup dalam pertobatan dalam masa penantian ini menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Pertobatan adalah perubahan sikap hidup yang mendasar. Dari sikap hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah berubah sikap kembali kepada sikap hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Perubahan ini dapat terjadi jika didasarkan atas sebuah refleksi yang sungguh-sungguh atas kehidupan yang dijalani. Pertobatan bisa terjadi jika kita menyadari keberdosaan diri dan betapa besarnya kasih Allah yang tetap mau merangkul kita yang berdosa.
Pertobatan yang dilakukan harus berlanjut dengan kesediaan untuk terus-menerus melakukan pembaruan hidup. Pembaruan hidup yang menghasilkan buah kehidupan yang berdampak positif bagi kehidupan bersama melalui pekerjaan atau kenyataan kehidupannya masing-masing.
Melalui tema minggu Adven kedua ini, kita diingatkan untuk selalu mewujudnyatakan pembaruan hidup, sebagai bukti nyata pertobatan yang dilakukan dalam menantikan kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Oleh sebab itu, adalah hal yang ironis jika kita menyanyikan dan menyuarakan “Yesus datang untuk menghapus dosa dunia”, sementara dalam hidup ini, kita tidak hidup dalam pertobatan yang membuat kita terus-menerus melakukan pembaruan hidup. Maka teguran Yohanes Pembaptis “Hai kamu keturunan ular beludak!” patut untuk kita renungkan! (Dian Penuntun Edisi 34).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 50:1-3
- NKB 13:1,2,4
- Jalan dalam Terang
- Mazmur 72:1-7, 18-19
- KJ 291:1,2,4
- Di dalam Keterbatasan, Lahirlah Penebus
Tinggalkan Balasan