Renungan Minggu, 9 Oktober 2011
Dalam Yesaya 25:1-9, Allah digambarkan sebagai Pembela umat-Nya, yang mengalahkan para musuh. Ia juga menjadi tempat pengungsian dan perlindungan bagi mereka yang mengalami penderitaan dan kesusahan. Akibatnya ada banyak bangsa yang merespon karya Tuhan itu dengan datang ke Sion, tempat kediaman Tuhan, untuk menjadi umat-Nya dan mengalami kasih-Nya. Sementara, dalam Mazmur 23, Allah digambarkan sebagai Gembala yang baik dan Tuan Rumah yang melindungi dan menyediakan kebutuhan kemudian meresponnya dalam rumah-Nya. Melihat hal itu, pemazmur kemudian meresponnya dengan berjanji untuk tinggal di rumah Tuhan sepanjang hidupnya.
Paulus dalam Filipi 4:1-9 mengajak jemaat untuk bersukacita senantiasa di dalam Tuhan. Sukacita itu tidak berdasarkan kondisi dan keadaan yang dialami, juga tidak terjadi karena usaha sendiri, tetapi karena kesadaran bahwa mereka ada dalam anugerah Allah. Sukacita ini menjadi ungkapan syukur mereka atas anugerah Tuhan, yang kemudian mereka tunjukkan dengan kebaikan kepada semua orang dan dengan tidak lagi hidup dalam kekuatiran yang berlebihan.
Dalam Matius 22:1-14, melalui perumpamaan yang Yesus sampaikan hendak dinyatakan bahwa undangan Tuhan tidak lagi hanya bagi umat pilihan-Nya, yaitu Israel, namun juga disampaikan kepada siapapun yang ditemui para utusanNya. Ada banyak respon ditunjukkan orang-orang yang diundang mengalami karya Tuhan: ada yang asyik dengan urusannya sendiri, ada yang menolak dan membunuh utusan Tuhan, dan ada juga yang segera memenuhi undangan itu. Yang diminta Tuhan adalah kesiapan seseorang untuk memenuhi panggilan atau undangan Tuhan, dan hidup berkenan sesuai dengan panggilan itu. (Dian Penuntun hal. 227-228).
Tinggalkan Balasan