Renngan Minggu, 14 Februari 2016 – Pra Paskah I
Kita tentu pernah mendengar ada orang yang berkeluh kesah tentang masalah yang dihadapinya. Di satu sisi, keluh kesah tersebut terasa wajar, sebab ada kalanya masalah itu berat menindih. Namun, di sisi lain, kita perlu menyadari bahwa selama kita hidup, kita tak akan luput dari masalah. Salah satu bentuk masalah itu adalah apa yang disebut dengan pencobaan. Disini kita dapat membedakan antara pencobaan dengan pengujian. Pencobaan dari kata Yunani peirazo, maksud dan tujuannya adalah untuk kejatuhan atau keburukan manusia, dan bersumber dari si jahat. Sementara ujian berasala dari kata dokimion, dimana maksud dan tujuannya adalah untuk kebaikan manusia. Lantas, dari mana sumber uian tersebut? Apakah dari Tuhan? Tidak selalu! Mungkin saja sumber ujian tersebut dari si jahat (yakni sebagai pencobaan), namun Allah izinkan terjadi atas kehidupan kita sebagai pengujian. Misalnya saja kisah Ayub.
Kembali pada soal pencobaan yang mungkin dihadapi oleh manusia termasuk orang percaya. Hal yang perlu dicermati kemudian adalah bagaimana respons kita atas pencobaan yang datang? Tentu, semua orang ingin menang atas pencobaan. Tidak ada orang yang suka dengan pencobaan, apalagi yang tak kunjung selesai. Namun, hal yang perlu benar-benar disadari adalah bahwa kemenangan itu bukanlah tujuan utamanya! Bukan tujuan utama karena kita mempertimbangkan bagaimana kita memperolehnya yaitu dilalui dengan proses yang benar. Apa ukuran “yang benar” itu kalau begitu? Itu adalah ketika dilakukan sesuai dengan Firman Allah. (Dian Penuntun Edisi 21).
Tinggalkan Balasan